Israel dan Swiss Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama, Penyebaran di Eropa Dikhawatirkan Meluas

- 22 Mei 2022, 10:04 WIB
Ilustrasi - cacar monyet.
Ilustrasi - cacar monyet. /CDC/via REUTERS

PR DEPOK - Israel dan Swiss mengkonfirmasi kasus cacar monyet pertama, menyusul beberapa negara Eropa dan Amerika Utara yang terlebih dulu mendeteksi penyakit endemik di beberapa bagian negara Afrika ini.

Seorang juru bicara Rumah Sakit Ichilov Tel Aviv mengatakan kepada AFP pada Sabtu, 21 Mei 2022 bahwa seorang pria berusia 30 tahun yang baru saja kembali dari Eropa barat dengan gejala cacar monyet, telah dites positif terkena virus tersebut.

Kementerian Kesehatan Israel mengatakan pada Jumat bahwa pria itu telah terpapar dengan seseorang yang menderita cacar monyet di luar negeri dan bahwa dia tetap diisolasi di Rumah Sakit Ichilov dalam kondisi ringan.

Baca Juga: Soal Invasi Rusia ke Ukraina yang Tak Kunjung Usai, Zelenskyy Minta Ganti Rugi Perang

Serupa dengan Israel, Swiss juga mengkonfirmasi kasus cacar monyet pertama yang terdeteksi pada hari Sabtu, 21 Mei 2022.

Di Swiss kasus cacar monyet terjadi pada seseorang yang tertular virus melalui "kontak fisik dekat di luar negeri", kata Kanton dalam sebuah pernyataan.

Orang tersebut berkonsultasi dengan dokter karena mengalami demam dan ruam serta merasa tidak enak badan, kata Kanton.

Baca Juga: Cara Cek Status Penerima BLT UMKM atau BPUM 2022 Pakai HP, Jangan Lupa Siapkan KTP!

Dia menambahkan bahwa orang tersebut diisolasi di rumah dan penyakitnya berkembang dengan cara yang "jinak".

Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 100 kasus yang dikonfirmasi atau diduga cacar monyet telah terdeteksi di Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol dan Swedia serta di AS, Kanada dan Australia, meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran virus ini.

Wabah cacar monyet di negara-negara di mana virus tidak endemik sangat tidak biasa, menurut para ilmuwan.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia Minggu, 22 Mei 2022: Kasus Positif di Korea Selatan Naik Drastis, Korea Utara?

Virus cacar monyet yang menyebabkan pustula khas tetapi jarang berakibat fatal adalah endemik di beberapa bagian Afrika tengah dan barat.

Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan, dan ruam seperti cacar air di tangan dan wajah.

Virus dapat ditularkan melalui kontak dengan lesi kulit atau tetesan dari orang yang terkontaminasi, serta melalui barang-barang bersama seperti tempat tidur atau handuk.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 30 Dibuka Sampai Kapan? Simak Estimasi Waktunya Berikut Ini

Cacar monyet biasanya hilang setelah dua hingga empat minggu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menyusul temuan kasus cacar monyet yang melanda beberapa negara, WHO saat ini sedang mengerjakan panduan lebih lanjut tentang cara mengurangi penyebaran penyakit.

David Heymann, ketua Kelompok Penasihat Strategis dan Teknis WHO tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi, mengatakan para ahli kemungkinan akan memberikan lebih banyak panduan kepada negara-negara dalam beberapa hari mendatang tentang cara menangani cacar monyet.

Pejabat kesehatan di beberapa negara telah memperingatkan bahwa penyebaran cacar monyet dapat meningkat lebih lanjut di Eropa karena pertemuan musim panas dan festival besar berlangsung dalam beberapa bulan mendatang.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x