Ukraina Tolak Gencatan Senjata jika Harus Serahkan Wilayahnya ke Rusia

- 23 Mei 2022, 13:19 WIB
Ilustrasi invasi Rusia di Ukraina,
Ilustrasi invasi Rusia di Ukraina, /REUTERS/Alexander Ermochenko.

PR DEPOK - Ukraina menolak gencatan senjata jika harus menyerahkan wilayahnya ke Rusia.

Penolakan gencatan senjata dengan penyerahan wilayah ke Rusia disampaikan negosiator utama Ukraina yakni Mykhailo Podolyak pada Sabtu, 21 Mei 2022.

Mykhailo Podolyak menilai, penyerahan wilayah Ukraina ke Rusia bukanlah jalan untuk menuju perdamaian tapi hanya menunda perang beberapa tahun.

Baca Juga: KPK Minta Masyarakat Lapor bila Ketahui Keberadaan Harun Masiku, Jangan Digembor-gembor di Ruang Publik

Dengan tegas, dia kemudian mengatakan bahwa Ukraina tidak memperdagangkan kedaulatan wilayahnya dan orang-orang yang tinggal di dalamnya.

“Setiap konsesi ke Rusia bukanlah jalan menuju perdamaian, tetapi perang yang ditunda selama beberapa tahun. Ukraina tidak memperdagangkan kedaulatan atau wilayahnya dan orang-orang Ukraina yang tinggal di sana," ucapnya dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari The Guardian.

Penolakan konsensi wilayah ke Rusia juga diungkap oleh kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, dalam sebuah cuitan di Twitter.

Baca Juga: BPUM 2022 Kapan Cair? Daftar dan Cek Penerima dengan Nomor KTP untuk Dapat BLT UMKM Rp600 Ribu

Dalam cuitannya, Andriy Yermak menyerukan perang yang dimulai Rusia harus diakhiri dengan pemulihan dan kedaulatan teritorial Ukraina.

"Perang harus diakhiri dengan pemulihan total integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina," cuit Andriy Yermak.

Penolakan penyerahan wilayah Ukraina ke Rusia juga mendapatkan dukungan dari Presiden Polandia, Andrzej Duda.

Baca Juga: Bansos PKH 2022 Segera Cair Bulan ini, Intip Besaran Dana untuk Balita dan Ibu Hamil

Andrzej Duda menawarkan dukungan Warsawa, mengatakan kepada politisi di Kyiv bahwa masyarakat internasional harus menuntut penarikan penuh Rusia dan bahwa mengorbankan wilayah Ukraina akan menjadi "pukulan besar" ke barat.

“Suara-suara yang mengkhawatirkan telah muncul, mengatakan bahwa Ukraina harus menyerah pada tuntutan Putin,” kata Duda, dalam pidato langsung pertama di parlemen Ukraina oleh seorang pemimpin asing sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022.

"Hanya Ukraina yang berhak memutuskan masa depannya," katanya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah