Meski Belum Ada Kematian, Ahli Khawatir Wabah Cacar Monyet akan Menyebar dengan Cepat dalam Waktu Dekat

- 23 Mei 2022, 14:40 WIB
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox.
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. /PIXABAY/yiyiphotos

PR DEPOK - Tim ahli yang ditugaskan mengamati wabah cacar monyet dibuat terkejut oleh penyakit yang kini menyebar di Eropa dan Amerika Utara itu.

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent, epidemi yang sebelumnya menyebar di negara-negara yang berkaitan dengan Afrika tersebut dilaporkan menyerang anak muda di Eropa yang tidak memiliki riwayat kunjungan ke Afrika.

Menurut data terbaru yang dirilis WHO, sampai saat ini total 80 kasus terkonfirmasi cacar monyet di seluruh dunia. Sedangkan 50 lainnya masih diduga mengidap penyakit tersebut. 

Baca Juga: Bukan Hanya Pandemi, Peringatan Bill Gates Soal Serangan Cacar Kini Menjadi Kenyataan

Gejala umum cacar monyet yang dilaporkan di antaranya demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kedinginan, dan kelelahan. 

Beruntungnya hingga kini, tidak ada kasus kematian yang dilaporkan akibat wabah tersebut. 

Padahal WHO memperkirakan cacar monyet bisa berakibat fatal bagi satu dari 10 kasus.

Baca Juga: Sudah Menginfeksi Lebih dari 90 Orang, Apa Itu Cacar Monyet dan Seberapa Bahayanya?

Ahli virologi Oyewale Tomori, mantan kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Nigeria mengaku sangat terkejut dengan kasus cacar monyet yang terus bertambah dari hari ke hari.

"Setiap hari saya bangun dan negara-negara yang melaporkan kasus infeksi terus bertambah," katanya. 

Tetapi Tomori yang merupakan anggota dari dewan penasihat WHO mengatakan kasus yang terjadi di Eropa tampak berbeda dengan pola penularan terjadi di Afrika Barat.

Baca Juga: Apa Itu Flu Singapura pada Anak? Berikut Gejala Serta Cara Pencegahan yang Bisa Dilakukan

"Ini bukan jenis yang kita temukan di Afrika Barat. Mungkin ada sesuatu yang baru terjadi di sana,"

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa merekomendasikan agar orang-orang yang dicurigai terserang cacar monyet untuk diisolasi dan orang-orang yang berisiko tinggi segera divaksin cacar. 

Menurut WHO, sekitar 3.000 kasus cacar monyet tercatat di Nigeria setiap tahunnya. 

Baca Juga: Dapat Izin, PSIS Agendakan Uji Coba Hadapi PSM di Stadion Jatidiri

Wabah tersebut menyebar di pedesaan tepatnya di daerah pemukiman yang dihuni oleh tikus dan tupai yang terinfeksi.

Jumat pekan lalu, 11 kasus cacar baru diidentifikasi di Inggris oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA). 

Kasus baru itu menambah jumlah kasus yang dikonfirmasi di Inggris sejak 6 Mei 2022 menjadi 20 kasus.

Baca Juga: Borneo FC Bakal TC di Yogyakarta, Agendakan Beberapa Uji Coba

“Kami berharap ke depannya kasus akan terdeteksi melalui pencarian kasus aktif dengan bantuan NHS dan peningkatan kewaspadaan di kalangan profesional kesehatan" ujar Dr Susan Hopkins, kepala penasihat medis di UKHSA.

Dokter tersebut juga mengatakan sebagian besar kasus yabg baru-baru ini ditemukan di Inggris dan Eropa menyerang pria gay dan biseksual.

Begitu juga dengan data yang dilaporkan pejabat kesehatan di Spanyol dan Portugal yang mengatakan kasus cacar monyet di negaranya terjadi pada pria muda yang kebanyakan berhubungan seks dengan sesama pria.

Baca Juga: Diam-diam, Keluarga Kerajaan Inggris Dikabarkan Bantu Menampung Pengungsi Ukraina dan Berikan Sumbangan

Namun para ahli masih belum tahu cara epidemi itu bekerja dan tidak memiliki bukti kuat yang mengindikasikan penyakit itu menyebar melalui hubungan seks atau kontak dekat lainnya yang berhubungan dengan seks.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x