Intelijen Ukraina Pasang Target Kemenangan, Rusia akan Kalah Perang di Waktu Ini

- 25 Mei 2022, 16:25 WIB
Pasukan Ukraina sedang berkumpul usai Rusia meluncurkan serangan.
Pasukan Ukraina sedang berkumpul usai Rusia meluncurkan serangan. /Gleb Garanich/Reuters

PR DEPOK – Pertempuran Ukraina dan Ukraina telah berlangsung lebih dari tiga bulan.

Sejauh ini Rusia terus mengupayakan pergerakan pasukannya untuk menguasai titik strategis di Ukraina.

Dalam perang melawan Rusia, intelijen Ukraina baru-baru ini mengungkapkan sejumlah kemungkinan.

Baca Juga: Starbucks Angkat Kaki dari Rusia sebagai Bentuk Protes Invasinya di Ukraina

Kepala intelijen di Kementerian Pertahanan Ukraina Kirill Budanov mengatakan bahwa militer Ukraina akan mengubah gelombang konflik dengan Rusia.

Ia optimis militer Ukraina akan memasuki Krimea pada akhir tahun 2022.

Menurutnya, situasi di medan perang akan berubah dan menguntungkan Ukraina mulai Agustus mendatang.

Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Terancam Dilengserkan, Elite Rusia Cari Penggantinya

Pasalnya, senjata yang dipasok oleh Barat mencapai unit Ukraina pada Agustus mendatang.

“Itulah yang akan menghasilkan perubahan haluan karena sekarang kita sangat kekurangan senjata berat,” kata Budanov kepada surat kabar Ukrainskaya Pravda pada hari Selasa seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Ia menekankan bahwa Rusia dalam invasinya di Ukraina hanya mampu bertahan selama setahun.

Baca Juga: Update Perang Hari ke-91: Pertempuran di Wilayah Timur Melawan Rusia akan Jadi Penentu Nasib Ukraina

“Rusia memiliki 12 bulan sumber daya untuk mengobarkan perang skala penuh,” katanya.

Maka dari itu, menurutnya setelah waktu tersebut konflik antara Ukraina dan Rusia akan berakhir dengan kemenangan Ukraina.

“Kembalinya wilayah pendudukan kami,” klaim kepala intelijen.

Ketika ditanya soal wilayah pendudukan yang dimaksud termasuk Krimea yang sebagian besar memilih untuk berpisah dengan Ukraina dan bergabung dengan Rusia dalam referendum 2014, Budanov membenarkan hal itu.

Baca Juga: Kapal Perang NATO dan Inggris akan Dikirim ke Ukraina, Siap Serang Rusia?

"Pada akhir tahun, kita setidaknya harus memasuki wilayah Krimea,” tuturnya.

Sebaliknya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang juga berbicara pada hari Selasa, berbagi proyeksi yang sama sekali berbeda tentang apa yang akan terjadi di Ukraina.

Ia menjelaskan bahwa Rusia akan tetap pada tujuannya apapun yang terjadi.

Baca Juga: Siapa Salvador Ramos, Pelaku Penembakan Brutal yang Tewaskan 21 Orang di SD Texas? Berikut Profilnya

“Meskipun bantuan militer skala besar dari Barat ke rezim Kiev dan tekanan sanksi pada Rusia, kami akan melanjutkan operasi militer khusus sampai semua tujuannya terpenuhi,” katanya.

Seperti diketahui, Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk yang pertama kali ditandatangani pada 2014 dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Baca Juga: Korea Selatan Sebut Korut Luncurkan Tiga Rudal Balistik di Lepas Pantai Timur Usai Kunjungan Joe Biden

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan diri sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Ukraina pun menegaskan, serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah