PR DEPOK - Kasus demam harian di Korea Utara turun menjadi di bawah 100.000 untuk pertama kalinya pada Sabtu, 27 Mei 2022.
Angka tersebut turun setelah kurang dari tiga minggu Korea Utara mengakui ada wabah Covid-19 pertama di negaranya.
Korea Utara yang menjadi salah satu negara terisolasi itu telah berada dalam pertempuran sengit melawan gelombang Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Shadow - SEVENTEEN dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Korea Utara yang menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional itu telah memicu kekhawatiran tentang kurangnya vaksin, pasokan medis, dan kekurangan makanan.
Saat ini ada sekira 88.520 lebih banyak orang menunjukkan gejala demam pada Jumat malam, dibandingkan dengan hampir 400.000 sekitar 10 hari yang lalu, kata kantor berita resmi KCNA, mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara bagian.
Total pasien demam sejak April naik menjadi 3,36 juta dari 25 juta penduduk dan KCNA tidak melaporkan kematian tambahan.
Sementara hingga Jumat kemarin, jumlah korban tewas mencapai 69 orang.
Korea Utara hingga saat ini belum mengkonfirmasi jumlah total orang yang dites positif terkena virus corona, tampaknya kekurangan pasokan pengujian.
Para ahli mengatakan angka yang diumumkan mungkin tidak dilaporkan, dan sulit untuk menilai skala situasi yang sebenarnya.
Media pemerintah mengatakan "semua sektor dan unit" di negara itu "mempertahankan kewaspadaan maksimum dan memobilisasi postur" untuk melawan virus, dengan pihak berwenang mendorong pemeriksaan dan tes medis yang "ketat, cepat dan canggih".
"Beberapa tembok pelindung telah didirikan untuk penguncian dan penutupan ibu kota, perbatasan, depan, pantai, laut, dan wilayah udara untuk secara menyeluruh memeriksa masuknya varian virus baru," tambah KCNA.
Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menawarkan untuk membantu Korea Utara memerangi pandemi, termasuk dengan vaksin, tetapi Pyongyang belum menanggapi.***