PR DEPOK – Kepala hak asasi manusia PBB membela perjalanannya ke China karena dia dituduh gagal meminta pertanggungjawaban Beijing atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Dalam pembelaan itu, kepala hak asasi manusia PBB mengatakan dia menyampaikan keprihatinan kepada para pejabat tentang perlakuan terhadap Muslim Uighur di China.
Michelle Bachelet menyebut bahwa kunjungan enam harinya yang kontroversial ke China, termasuk provinsi Xinjiang, bukan penyelidikan.
Akan tetapi, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera, dia bersikeras telah berbicara dengan terus terang selama pertemuan resminya di China.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 31 Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar di Link Resmi
AS, yang menuduh China melakukan genosida terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang barat, menyebut perjalanan Bachelet sebagai kesalahan.
Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB mengatakan kunjungan itu akan membuka jalan bagi interaksi yang lebih teratur untuk mendukung China dalam memenuhi kewajibannya di bawah hukum hak asasi manusia internasional.
“Ini memberikan kesempatan bagi saya untuk lebih memahami situasi di China, tetapi juga bagi pihak berwenang di China untuk lebih memahami kekhawatiran kami dan untuk secara potensial memikirkan kembali kebijakan yang kami yakini dapat berdampak negatif pada hak asasi manusia,” katanya dalam konferensi pers video.
Bachelet mengatakan China tidak boleh menggunakan kekhawatiran yang sah tentang terorisme untuk membenarkan pelanggaran hak asasi manusia.