PR DEPOK – Masyarakat Taiwan, dari pemandu wisata hingga seniman tato, mengambil pelajaran menembak untuk pertama kalinya dalam hidup mereka.
Pembelajaran menembak di Taiwan itu dilakukan saat invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan kecemasan pada prospek China melakukan langkah serupa di pulau demokrasi itu.
Tekanan militer China yang meningkat di Taiwan yang diklaimnya sebagai miliknya, dikombinasikan dengan konflik di Ukraina, telah memicu perdebatan tentang bagaimana meningkatkan pertahanan.
Perdebatan itu termasuk soal pertimbangan perpanjangan wajib militer di Taiwan, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Baca Juga: Makin Panas, Vladimir Putin akan Meluncurkan Rudal Balistik Satan-2 Rusia Minggu Depan
Sejak perang di Ukraina dimulai tiga bulan lalu, pemesanan untuk pelajaran tentang cara menembakkan airsoft gun, atau perangkat berdaya rendah yang dirancang untuk menembakkan proyektil non-logam meningkat empat kali lipat.
Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat perusahaan pelatihan keterampilan tempur di Taiwan.
"Semakin banyak orang datang untuk ambil bagian," kata Max Chiang, kepala eksekutif Polar Light, yang berbasis di pinggiran ibu kota Taipei.
Baca Juga: Siap Jalankan Kebijakan Baru, AS akan Terapkan Larangan Impor dari Xinjiang China