Peringatkan AS, China Sebut Tidak akan Ragu Memulai Perang Jika Taiwan Deklarasikan Kemerdekaan

- 11 Juni 2022, 07:48 WIB
China mengutarakan bahwa mereka tidak akan ragu untuk memulai perang jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan.
China mengutarakan bahwa mereka tidak akan ragu untuk memulai perang jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan. /Dado Ruvic/Reuters

PR DEPOK – Beijing menyebut bahwa mereka tidak akan ragu untuk memulai perang jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan.

Peringatan soal Taiwan itu diutarakan Menteri pertahanan China, Wei Fenghe, terhadap AS saat mengadakan pertemuan tatap muka pertamanya dengan Lloyd Austin di sela-sela KTT keamanan Dialog Shangri-La di Singapura.

Ketegangan AS-China telah meningkat di Taiwan yang demokratis dan memiliki pemerintahan sendiri, yang hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China.

China memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

Baca Juga: Vladimir Putin Tak Khawatir dengan Sanksi Negara Barat, Tegas Sebut Tidak Ada yang Bisa Mengisolasi Rusia

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia, Wei memperingatkan Austin bahwa jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari China, tentara China pasti tidak akan ragu untuk memulai perang berapa pun biayanya.

Menteri China bersumpah bahwa Beijing akan menghancurkan hingga berkeping-keping setiap plot 'kemerdekaan Taiwan' dan dengan tegas menjunjung tinggi penyatuan tanah air, menurut kementerian pertahanan China.

Dia menekankan bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan menggunakan Taiwan untuk menahan China tidak akan pernah berhasil.

Baca Juga: Kesepakatan Perpanjangan Kontrak Gavi di Bacelona Hampir Selesai, tapi...

Austin menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, penentangan perubahan sepihak terhadap status quo, dan meminta China untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut terhadap Taiwan.

Ketegangan di Taiwan telah meningkat, khususnya karena meningkatnya serangan pesawat China ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) pulau itu.

Presiden AS Joe Biden, selama kunjungan ke Jepang bulan lalu, tampaknya melanggar kebijakan AS selama beberapa dekade.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus dan Gemini Sabtu, 11 Juni 2022: Karier dan Keuangan akan Alami Kemajuan

Pasalnya saat itu dia mengatakan Washington akan membela Taiwan secara militer jika diserang oleh China.

Gedung Putih sejak itu bersikeras bahwa kebijakannya tentang ambiguitas strategis mengenai apakah akan campur tangan atau tidaknya masih sama.

Austin adalah pejabat senior AS terbaru yang mengunjungi Asia saat Washington berupaya mengalihkan fokus kebijakan luar negerinya kembali ke kawasan dari perang Ukraina.

Baca Juga: WHO Rilis Laporan Asal Usul Covid-19, China Kecam Teori Kebocoran Laboratorium: Kebohongan Bermotif Politik

Seperti halnya di Taiwan, China dan Amerika Serikat telah terlibat dalam berbagai perselisihan lainnya.

Mereka berselisih soal invasi Rusia ke Ukraina, dan Washington menuduh Beijing memberikan dukungan diam-diam untuk Moskow.

China telah menyerukan pembicaraan untuk mengakhiri perang, tetapi tidak mengutuk tindakan Rusia dan telah berulang kali mengkritik sumbangan senjata Amerika ke Ukraina.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Sabtu, 11 Juni 2022: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Saat Siang

Klaim ekspansif China di Laut China Selatan juga telah memicu ketegangan dengan Washington.

Beijing mengklaim hampir semua laut yang kaya sumber daya, yang dilalui perdagangan pengiriman triliunan dolar setiap tahun, dengan klaim yang bersaing dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah