PR DEPOK – Ukraina dan Rusia telah terlibat dalam perang selama 110 hari terhitung sejak pertama pecah pada 24 Februari 2022.
Sejak awal invasi Rusia di Ukraina, Presiden Vladimir Putin sudah menyiagakan pasukan nuklir.
Isu tentang perang nuklir kerap dibicarakan di tengah perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Kelompok pemikir konflik dan persenjataan terkemuka menganalisis bahwa persenjataan nuklir global diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak perang dingin.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, risiko penggunaan senjata nuklir itu adalah yang terbesar dalam beberapa dasawarsa.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm melaporkan, invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan barat untuk Kyiv telah meningkatkan ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.
Sejauh ini, pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar Sievierodonetsk, tempat pertempuran jalanan yang sengit berlanjut setelah kebakaran terjadi di pabrik kimia Azot, tempat ratusan warga sipil Ukraina berlindung.
Baca Juga: Arti Status 'Sedang Dievaluasi' di Dashboard Kartu Prakerja, Apakah Lolos Seleksi atau Tidak?
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpendapat bahwa Rusia tidak akan mengubah fokus serangan.