Pada saat dia mengundurkan diri karena sakit yang dideritanya pada Agustus 2020, Shinzo Abe telah menjadi perdana menteri terlama di Jepang era modern.
Masa jabatannya melebihi masa jabatan kakeknya Nobusuke Kishi, yang telah memimpin Jepang dari tahun 1957 hingga 1960; ayahnya, Shintaro Abe, juga menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet, yang sering dianggap sebagai posisi paling kuat kedua di negara itu.
Shinzo Abe berusaha mengubah sebuah negara yang dilindungi oleh payung nuklir Amerika dan terikat oleh konstitusi pasifis menjadi kekuatan yang lebih tegas dan terlibat secara internasional.
Shinzo Abe juga berusaha untuk merevitalisasi ekonomi Jepang yang stagnan, yang kehilangan posisinya sebagai yang terbesar di Asia di antara dua masa jabatannya.
Skandal yang pernah menjeratnya telah merusak masa jabatan pertamanya yang singkat sebagai perdana menteri.
Namun Shinzo Abe menemukan lebih banyak keberhasilan saat dirinya berhasil mengarahkan kembali haluan bangsa setelah kembali berkuasa pada tahun 2012.
Kebijakan ekonomi yang dia lakukan, yang dijuluki "Abenomics", dimaksudkan sebagai terapi kejut untuk ekonomi yang menjadi stagnan setelah booming pasca perang yang panjang.
Baca Juga: BPNT Kartu Sembako Rp2,4 Juta Cair jika Nama Muncul di Sini, Login ke Situs cekbansos.kemensos.go.id
Strategi “Abenomics” Shinzo Abe menyerukan kombinasi pelonggaran moneter — yang dia yakinkan untuk didukung oleh Bank of Japan — meningkatkan pengeluaran pemerintah dan perubahan ekonomi lainnya yang bertujuan untuk mengakhiri lebih dari dua dekade pertumbuhan yang hilang.