AS 'Lindungi' Israel Soal Kasus Kematian Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh

- 11 Juli 2022, 14:06 WIB
Pemerintah AS mengeklaim tidak alasan untuk percaya soal pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh disengaja oleh Israel.
Pemerintah AS mengeklaim tidak alasan untuk percaya soal pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh disengaja oleh Israel. /REUTERS/Imad Creidi.

PR DEPOK - Siaran Pers Departemen Luar Negeri AS tentang penyelidikan Washington atas pembunuhan Jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh dikabarkan telah memicu kemarahan dan tuduhan karena terkesan seperti ada yang ditutupi.

Hampir 2 bulan setelah pembunuhan wartawan veteran Al Jazeera, Washington mengumumkan bahwa penyelidikan Koordinator Keamanan AS (USSC) telah menyimpulkan bahwa tembakan Israel kemungkinan bisa dipertanggung jawabkan.

Namun, pernyataan itu menegaskan bukti bahwa tidak meyakinkan dan tidak bisa mengatakan pasukan Israel yang harus disalahkan.

Pemerintah AS juga mengeklaim, bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa pembunuhan itu disengaja dan kemungkinan besar akibat dari keadaan yang tragis.

Baca Juga: Viral Video Pemadam Lakukan Upaya Evakuasi Sapi yang Mengamuk di Acara Hajatan

"Kami tidak percaya," kata keluarga Abu Akleh, di mana mereka mengecam siaran pers Departemen Luar Negeri, dikutip Pikiranrakyat Depok.com dari Reuters.

Apa yang paling mengkhawatirkan dari pernyataan Departemen Luar Negeri AS adalah sifatnya yang kontradiktif, itu menyerukan pertanggungjawaban di satu sisi.

Jika penyelidikan pemerintah AS tidak dapat menyimpulkan kesalahan Tel Aviv atau membuktikan seorang tentara Israel melepaskan tembakan, lalu bagaimana dapat menyimpulkan kemungkinan pelakunya tidak berniat membunuh Abu Akleh?

Baca Juga: Khawatir Gas Rusia Terhenti, Pengusaha Energi di Prancis Segera Beralih ke Minyak

Menurut sebuah laporan, Abu Akleh terbunuh dalam "serangan yang ditargetkan oleh pasukan Israel", menyiratkan bahwa bukti menunjukkan pembunuhan itu memang disengaja.

Klaim yang dibuat pemerintah Israel yang menyebut baku tembak telah terjadi di menit-menit menjelang pembunuhan tampaknya dibantah oleh investigasi Washington Post sendiri atas insiden tersebut.

The New York Times juga melakukan penyelidikannya sendiri "menunjukkan bahwa tidak ada orang Palestina bersenjata di dekatnya ketika dia ditembak" dan membantah klaim pemerintah Israel atas berapa banyak peluru yang ditembakkan ke arah wartawan.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Diet Vegetarian, Manfaat, Risiko, serta Makanan yang Perlu Dikonsumsi dan Dihindari

"Peluru yang membunuh Abu Akleh ditembakkan dari perkiraan lokasi konvoi militer Israel, kemungkinan besar oleh seorang tentara dari unit elit," kata New York TImes dalam hasil penyelidikannya.

Penyelidikan PBB juga sampai pada kesimpulan "konsisten dengan banyak temuan di luar sana bahwa tembakan yang membunuhnya berasal dari Pasukan Keamanan Israel".

USSC belum memberikan kejelasan tentang bagaimana mereka bisa menarik kesimpulan itu. Namun, investigasi yang dilakukan berbagai pihak semuanya menunjuk kesalahan Israel.

Baca Juga: Roket Rusia Hantam Gedung Apartemen di Ukraina Timur, 15 Orang Dikabarkan Tewas

Kendati demikian, tidak ada yang dapat menentukan niat pasti dari tentara Israel yang menembakkan peluru.

Pernyataan AS bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan serangan itu disengaja bertentangan dengan beberapa saksi mata yang mengatakan hal tersebut.

Jika penyelidikan AS mengandalkan klaim tentara Israel terlibat dalam baku tembak dengan militan Palestina maka kesimpulan mereka dipertanyakan.

Di atas segalanya, penilaian niat USSC sekarang telah memberi Israel alasan yang nyaman untuk menyapu pembunuhan seorang warga negara Amerika di bawah karpet.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x