Menurut Volodymyr Zelensky menekankan bahwa dia lebih suka melakukan de-occupation dengan cara non-militer.
Tapi menurutnya, Rusia tidak akan mengerti apa pun sampai dihancurkan di wajahnya atau istilahnya dihabisi seluruhnya.
Baca Juga: Cara Daftar Akun Kartu Prakerja Lewat www.prakerja.go.id, Pahami Sebelum Gelombang 38 Resmi Dibuka
Selain itu, dia yakin tidak ada alasan lain lagi untuk melakukan pembicaraan tidak masuk akal lagi terkait negoisasi perdamaian dengan Rusia.
“Rusia pun tidak akan pernah berhenti merebut wilayah Ukraina. Ini adalah perang atau politik yang telah menelan dua wilayah sekarang akan berkata bekukan konflik.
"Kemudian ia akan beristirahat dan dalam 2 atau 3 tahun, ia akan merebut 2 wilayah lagi dan berkata lagi bekukan konflik. Dan itu akan terus berjalan lebih jauh dan lebih jauh. Sampai seratus persen,” kata pemimpin Ukraina itu.
Baca Juga: Ana de Armas Tanggapi Isu Perannya sebagai James Bond Wanita di Film Baru
Sementara itu, dari pihak Vladimir Putin berbanding terbalik mengatakan bahwa pada Maret silam Moskow dan Kyiv telah benar-benar mencapai kesepakatan.
Kesepakatan itu cara satu-satunya yang harus dilakukan adalah dengan cara menandatangani perbicaraan damai.
“Untuk menciptakan kondisi ini atau damai pasukan kami menarik diri dari Ukraina tengah dari Kyiv, tetapi pihak berwenang Kyiv menolak untuk menerapkan perjanjian ini dan tidak memiliki keinginan untuk melakukannya bahkan hingga sekarang,” kata Vladimir Putin.***