Mengenal Virus Langya yang Baru Ditemukan di China, Lengkap dengan Gejala, Apakah Berbahaya?

- 11 Agustus 2022, 06:28 WIB
Ilustrasi - Virus baru bernama Langya ditemukan di China.
Ilustrasi - Virus baru bernama Langya ditemukan di China. /Pixabay/Alexandra_Koch

PR DEPOK - Virus baru bernama Langya atau Langya henipavirus (LayV) ditemukan di China baru-baru ini.

Virus Langya tersebut dilaporkan telah menginfeksi 35 orang di dua provinsi China timur, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan.

Virus Langya yang ditemukan di China sepenuhnya baru, artinya belum pernah menginfeksi manusia sebelumnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Kamis, 11 Agustus 2022: Waspadai Hujan yang Berlangsung hingga Malam

Namun dikutip dari The Sun, virus Langya tersebut termasuk dalam keluarga Henipavirus, di mana dua spesies telah diidentifikasi sebelumnya yaitu virus Hendra dan virus Nipah.

Virus Nipah pertama kali ditemukan pada tahun 1999, di Malaysia dan Singapura ketika 100 kematian terjadi dari 300 kasus.

Sedangkan virus Hendra, pertama kali ditemukan pada 1994 di Brisbane, Australia, dengan kelelawar yang diidentifikasi sebagai sumbernya.

Baca Juga: Singkirkan Myanmar Lewat Adu Penalti, Indonesia akan Jumpa Vietnam di Final Piala AFF U-16 2022

Virus Henipavirus menghasilkan penyakit parah dan fatal pada manusia dan tidak ada vaksin atau perawatan.

Henipavirus diklasifikasikan sebagai biosafety Level 4 dengan tingkat kematian kasus antara 40 dan 75 persen, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu, mengutip The Sun dari 35 pasien di China yang terinfeksi virus Langya tak satu pun dilaporkan meninggal dunia dan tidak ada yang serius, menurut Global Times.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (NEJM), para ilmuwan di China melaporkan bahwa pasien tersebut dites karena demam.

Baca Juga: Real Madrid Juara Piala Super Eropa 2022 usai Taklukkan Eintracht Frankfurt 2-0

Gejala mereka yang paling umum adalah demam, kelelahan, batuk, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, mual, sakit kepala dan muntah.

Para pasien yang terinfeksi virus Langya memiliki riwayat kontak dengan hewan, kata surat kabar itu.

Makalah itu mengatakan: “Tidak ada kontak dekat atau riwayat paparan umum di antara pasien, yang menunjukkan bahwa infeksi pada populasi manusia mungkin sporadis.

Baca Juga: Nama Penerima BPUM 2022 Sudah Bisa Dicek di eform.bri.co.id? Simak Info Terbaru BLT Rp600.000 di Sini

“Pelacakan kontak sembilan pasien dengan 15 anggota keluarga kontak dekat mengungkapkan tidak ada transmisi LayV kontak dekat.

“Tapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari manusia ke manusia untuk LayV.”

Para ilmuwan menduga bahwa tikus adalah pembawa virus Langya di China yang paling jelas di antara 25 hewan yang diteliti.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x