PR DEPOK - Peristiwa ledakan bom dan kebakaran melanda setidaknya 17 lokasi di Thailand Selatan pada Rabu, 17 Agustus 2022.
Ledakan bom dan insiden kebakaran di beberapa wilayah Thailand Selatan tersebut dinilai sebagai serangan terkoordinasi oleh pihak berwenang setempat.
Dilansir dari Aljazeera, ledakan bom dan pembakaran di Thailand Selatan terjadi pada Selasa malam dan dini hari Rabu pagi, kata pejabat militer dan polisi.
Sedikitnya 17 serangan terjadi di provinsi selatan Pattani, Narathiwat dan Yala, yang sebagian besar berada di toko-toko kecil dan pompa bensin, kata juru bicara militer Pramote Promin.
Akibat peristiwa ledakan bom dan insiden pembakaran tersebut, setidaknya tujuh warga sipil dilaporkan terluka.
Kapten Polisi Sarayuth Kotchawong mengatakan dia menerima laporan sesaat sebelum tengah malam bahwa seorang tersangka telah memasuki salah satu toko di sebuah pompa bensin di distrik Yaha Yala.
Menurutnya, orang tersebut meletakkan tas hitam di dalamnya dan memperingatkan karyawan untuk pergi jika mereka “tidak ingin mati”.
Baca Juga: Kenali dan Cermati! Simak Cara Memeriksa Keaslian Uang Kertas Baru Tahun Emisi 2022
Tidak setelah peringatan tersebut, para pekerja pergi sebelum tas itu meledak 10 menit kemudian.
Provinsi-provinsi di Thailand selatan di sepanjang perbatasan dengan Malaysia telah menyaksikan pemberontakan tingkat rendah selama beberapa dekade.
Pemerintah Thailand telah memerangi kelompok-kelompok yang mencari kemerdekaan untuk provinsi-provinsi yang mayoritas Muslim di Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian Songkhla.
Lebih dari 7.300 orang tewas dalam konflik itu sejak 2004, menurut kelompok Deep South Watch, yang memantau kekerasan itu.
Baca Juga: 5 Adegan Tak Terlupakan dari Drama Korea If You Wish Upon Me Episode 1
Ketidakpuasan di provinsi selatan orang-orang Muslim Thailand di selatan telah lama menuduh mereka diperlakukan seperti warga negara kelas dua di negara yang didominasi Buddhis itu.
Tindakan keras oleh pemerintah Thailand juga telah memicu ketidakpuasan di provinsi-provinsi selatan.
Juru bicara militer Pramote mengatakan para penyerang menggunakan sepeda motor dan dalam banyak kasus melemparkan bom bensin ke sasaran mereka.
“Jelas bahwa para pemberontak tetap berkomitmen untuk menggunakan kekerasan terhadap rakyat, merusak kepercayaan terhadap ekonomi, menciptakan ketidakpastian dan merusak sistem pemerintahan,” katanya dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari Aljazeera.***