Hal itu secara luas dipandang sebagai tindakan pembalasan terhadap pengadilan tinggi Korea Selatan, yang memerintahkan penyitaan aset lokal.
Sejak saat itu, rakyat Korea Selatan secara sukarela memboikot merek Jepang seperti pengecer pakaian Uniqlo dan tempat pembuatan bir Asahi yang berbasis di Tokyo.
Baca Juga: Google Doodle Tampilkan Mangkok Ayam Jago, Rayakan hari Lampang Rooster Bowl Hari Ini
Hampir tiga tahun setelah meningkatnya ketegangan, semakin banyak orang dari kedua negara berharap untuk perbaikan hubungan.
Meski begitu, hingga saat ini Jepang masih memberlakukan pembatasan perdagangan yang menargetkan Korea.
Begitu juga dengan Korea di mana pengadilan negara tersebut tidak mengubah pendiriannya mengenai masalah kompensasi tenaga kerja paksa.
"Namun, opini publik di kedua negara menunjukkan pola positif yang jelas tahun ini," kata laporan itu.
Ketegangan kedua negara ini memberikan dampak negatif bagi beberapa perusahaan Jepang di Korea Selatan.
Uniqlo misalnya, mereka terpaksa menutup lebih dari 50 toko di Korea Selatan setelah kampanye boikot.***