Amerika Serikat Umumkan 4 Media sebagai Alat Propaganda Pemerintah Tiongkok

- 23 Juni 2020, 12:48 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).*
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).* /AFP/

PR DEPOK - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut pihaknya akan mulai memperlakukan empat media utama Tiongkok sebagai misi negara asing, setelah menuduh mereka sebagai corong pemerintah dengan menuliskan status mereka sebagai 'media propaganda' di bawah kendali Partai Komunis.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Times Selasa, 23 Juni 2020 diplomat senior AS untuk Asia Timur, David Stilwell, menyatakan keputusan itu di hadapan wartawan, Senin, 22 Juni 2020, dengan menyebut keempat media tersebut: China Central Television (CCTV), China News Service (CNS), People's Daily, dan Global Times.

"Partai Komunis tidak hanya menerapkan kontrol operasional saja terhadap alat propaganda tersebut, namun juga secara penuh menjalankan kontrol terhadap konten mereka," kata Stilwell.

Baca Juga: Kemenangan Manchester City harus Tercoreng oleh Aksi Pesawat Pembawa 'White Lives Matter'

Kedutaan Besar Tiongkok di Washington belum memberikan komentar terkait hal ini.

Februari lalu, Kementerian Luar Negeri AS juga mengumumkan lima media Tiongkok lain sebagai misi negara asing-sehingga mewajibkan mereka melaporkan daftar nama anggota serta kepemilikan properti pribadi.

Kemudian pada Maret, pemerintah AS menyebut pihaknya memangkas jumlah jurnalis media Tiongkok yang diizinkan bekerja di kantor-kantor pemerintahan, dari 160 menjadi 100 orang, dengan alasan 'intimidasi yang berlangsung sejak lama serta kekerasan terhadap jurnalis' oleh pemerintah Tiongkok.

Baca Juga: Kasus Pemerkosaan Wanita Berketerbelakangan Mental, 3 Pelaku Diringkus Polisi Jakarta Barat

Menanggapi hal itu, Tiongkok mengusir sekitar belasan orang koresponden asal AS yang bekerja untuk New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post.

Bagaimanapun, langkah terbaru AS tersebut membuat hubungan antara kedua negara semakin memburuk setelah sejumlah langkah agresif lain yang dilakukan masing-masing pihak, termasuk ketika AS dan Tiongkok saling serang terkait penanganan pandemi Covid-19.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x