PR DEPOK – Korea Utara menuntut agar Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar mereka.
Korea Utara menyebut latihan militer itu sebagai provokasi yang dapat menarik tindakan lanjutan yang lebih kuat dari Pyongyang.
"Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah memasuki fase konfrontasi yang serius untuk kekuasaan lagi karena gerakan militer AS dan Korea Selatan yang tak henti-hentinya dan sembrono," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pejabat negara itu.
Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai salah satu latihan udara militer gabungan terbesar mereka pada Senin, 31 Oktober 2022.
Dalam latihan militer itu, ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan serangan tiruan 24 jam sehari selama lebih dari seminggu.
Operasi tersebut, yang disebut Vigilant Storm, akan berlangsung hingga Jumat, dan akan menampilkan sekitar 240 pesawat tempur yang melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak menurut Angkatan Udara AS.
Washington dan Seoul yakin Pyongyang mungkin akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Baca Juga: Usai Kembali Diserang Puluhan Rudal Rusia, Ukraina Alami Pemadaman Listrik