PR DEPOK - Jutaan nyawa di Ukraina terancam pada musim dingin ini karena jaringan listrik negara itu berjuang di bawah rentetan serangan Rusia.
Kondisi terkait Ukraina tersebut disampaikan langsung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 21 November 2022 dan memperingatkan Rusia.
Rusia telah menargetkan infrastruktur energi, meluncurkan serangan rudal yang telah meninggalkan rumah di seluruh negeri tanpa listrik saat suhu turun.
Menurut Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge, jerusakan tersebut memiliki "efek mematikan" pada sistem kesehatan Ukraina.
"Musim dingin ini adalah tentang bertahan hidup," dia memperingatkan, mengatakan itu akan mengancam nyawa jutaan orang di Ukraina.
Hingga tiga juta orang Ukraina dapat meninggalkan rumah mereka untuk mencari kehangatan dan keamanan, katanya.
Baca Juga: Cek Nama Penerima Bansos 2022 Online Pakai KTP di Laman cekbansos.kemensos.go.id
“Mereka akan menghadapi tantangan kesehatan yang unik, termasuk infeksi pernapasan seperti Covid-19, pneumonia, influenza, dan risiko serius difteri dan campak pada populasi yang kurang divaksinasi,” tambahnya.
Sementara itu Ukraina mengatakan telah menemukan empat lokasi penyiksaan Rusia di selatan kota Kherson, yang ditarik pasukan Moskow awal bulan ini meninggalkan jejak kesengsaraan dan kehancuran.
Itu adalah satu-satunya ibu kota regional yang dimenangkan pasukan Moskow setelah hampir sembilan bulan pertempuran di Ukraina.
Kyiv menuduh penarikan pasukan membuat infrastruktur utama tidak berguna, termasuk stasiun air dan listrik.
Pada hari Senin, Kyiv mengatakan Moskow telah menjalankan jaringan tempat-tempat penyiksaan di kota itu, berdasarkan klaim bahwa pihak berwenang Rusia telah melakukan pelanggaran dalam skala "mengerikan" di sana.
"Bersama dengan petugas polisi dan para ahli, (jaksa) melakukan pemeriksaan di empat tempat di mana, selama perebutan kota, para penjajah menahan orang secara ilegal dan menyiksa mereka secara brutal," kata kantor kejaksaan umum Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Rusia juga telah mendirikan "lembaga penegak hukum semu" di pusat penahanan di Kherson serta di kantor polisi, katanya.***