Baca Juga: Hasil Piala Dunia 2022: Jepang Kalahkan Spanyol, Jerman Angkat Koper Meski Menang Lawan Kosta Rika
Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menegaskan tidak menargetkan warga sipil. Dalam beberapa kasus, mereka menyalahkan Ukraina atas serangan terhadap Kyiv.
Tetapi Ukraina dan Barat mengatakan Rusia menargetkan infrastruktur sipil utama dalam upaya untuk menurunkan moral dan memaksa Ukraina melakukan pembicaraan damai, dengan syarat dibebankan pada Moskow.
“Rusia tidak pernah meminta pembicaraan tetapi selalu mengatakan bahwa kami siap mendengarkan mereka yang tertarik dengan penyelesaian yang dinegosiasikan,” ujar Lavrov.
Pada saat yang sama, diplomat top Rusia menuduh NATO dan AS memiliki taktik perang serupa di masa lalu.
Baca Juga: Link dan Jadwal Siaran Langsung Piala Dunia 2022, Jepang vs Spanyol dan Kosta Rika vs Jerman
“Bandingkan histeria yang dilancarkan di media Barat sekarang dengan apa yang terjadi ketika AS membom Irak,” katanya.
Di bekas Yugoslavia, NATO juga membom pusat TV di Beograd dengan alasan untuk melayani propaganda perang musuh, menurut Lavrov.
Kremlin telah mendesak Ukraina untuk mengakui Krimea, yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014, sebagai bagian dari Rusia dan mengakui perolehan tanah lain yang diperoleh selama konflik tahun ini.
Mereka juga terus mendorong jaminan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, dan untuk tujuan "demiliterisasi" dan "de-Nazifikasi" yang dirumuskan secara samar.