Baca Juga: Usai Terjadi Baku Tembak di Perbatasan, Pakistan dan Afghanistan Sebut Situasi Kembali Normal
Bisera Turkovic, menteri luar negeri Bosnia, mengatakan menjadi kandidat Uni Eropa akan membantu negara mengakses dana dan investasi baru.
“Secara ekonomi, investor dari seluruh dunia akan melihat di Bosnia sisi positif yang jelas dan peluang untuk kemajuan,” katanya.
Langkah itu dilakukan meski ada kekhawatiran lama atas situasi politik di Bosnia, negara berpenduduk tiga juta orang yang dibebani dengan perpecahan etnis sejak perang yang menghancurkan tiga dekade lalu.
Mereka tetap terbagi antara entitas Serbia dan federasi Muslim-Kroasia yang dihubungkan oleh pemerintah pusat yang lemah.
Baca Juga: Prediksi Prancis vs Maroko di Semifinal Piala Dunia: Head-to-Head, Rekor Pertemuan, dan Performa Tim
Bosnia memiliki sistem administrasi yang dibuat oleh Perjanjian Damai Dayton 1995 yang berhasil mengakhiri konflik pada 1990-an tetapi sebagian besar gagal dalam memberikan kerangka kerja bagi pembangunan politik negara.
Cabang eksekutif UE, Komisi Eropa, telah menetapkan 14 prioritas untuk reformasi yang menurutnya harus dilakukan dengan baik oleh Bosnia sebelum dapat melanjutkan ke tahap berikutnya dalam membuka negosiasi aksesi formal.
Komisaris Perluasan Uni Eropa, Oliver Varhelyi, mengatakan pada bulan Oktober bahwa Bosnia membutuhkan reformasi pada isu-isu yang mencakup peradilan, pemberantasan korupsi, dan perubahan konstitusi dan pemilu.
Politisi Bosnia mengatakan sudah saatnya negara diberikan status kandidat.