PR DEPOK – Penangguhan Twitter yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap setidaknya lima jurnalis dikecam banyak pihak di dunia.
Penangguhan akun Twitter jurnalis itu dilakukan atas klaim bahwa mereka mengungkapkan lokasi secara langsung pemilik platform, Elon Musk.
Pejabat dari Prancis, Jerman, Inggris, PBB, dan Uni Eropa mengutuk penangguhan akun Twitter jurnalis-jurnalis tersebut, dengan beberapa mengatakan bahwa platform itu membahayakan kebebasan pers.
Penangguhan yang oleh seorang peneliti keamanan terkenal diberi label "Pembantaian Kamis Malam", dianggap oleh para kritikus sebagai bukti baru dari Elon Musk, yang menganggap dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara, menghilangkan pengguna yang secara pribadi tidak disukainya.
Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia 18 Desember 2022: Pulau Jawa Umumnya Diprediksi Turun Hujan Ringan
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyebut bahwa ia sangat terganggu oleh penangguhan sewenang-wenang jurnalis di Twitter.
Ia menambahkan bahwa suara media tidak boleh dibungkam pada platform yang mengaku memberikan ruang untuk kebebasan berbicara.
“Langkah ini menjadi preseden berbahaya pada saat jurnalis di seluruh dunia menghadapi penyensoran, ancaman fisik, dan bahkan lebih buruk lagi,” kata Dujarric kepada wartawan, yang dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Menteri Perindustrian Prancis Roland Lescure mencuit bahwa setelah penangguhan jurnalis oleh Musk, dia akan menangguhkan aktivitasnya sendiri di Twitter.