2,1 Juta Nyawa di China Dilaporkan Terancam jika Kebijakan Nol Covid Dicabut

- 21 Desember 2022, 12:44 WIB
Ilustrasi Covid-19. Simak penjelasan terkait varian Covid-19 XBB, termasuk apakah lebih berbahaya dari subvarian Omicron lain.
Ilustrasi Covid-19. Simak penjelasan terkait varian Covid-19 XBB, termasuk apakah lebih berbahaya dari subvarian Omicron lain. /Unsplash/martin sanchez

PR DEPOK - Laporan perusahaan intelijen dan analitik kesehatan global yang berbasis di Londong mengklaim, antara 1,3 dan 2,1 juta nyawa di China terancam jika kebijakan lockdown atau nol Covid dicabut.

Menurut laporan tersebut, tingkat vaksinasi dan booster yang rendah serta kurangnya kekebalan hibrida terhadap Covid-19 dapat mengancam hingga 2,1 juta nyawa di China.

"Tiongkok Daratan (China) memiliki tingkat kekebalan yang sangat rendah di seluruh populasinya. Warganya divaksinasi dengan suntikan produksi dalam negeri Sinovac dan Sinopharm yang telah terbukti memiliki kemanjuran yang jauh lebih rendah dan memberikan perlindungan yang lebih sedikit terhadap infeksi dan kematian," menurut analisis oleh Airfinity, yang dikutip dari Asia News International.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2022 di cekbansos.kemensos.go.id

Perusahaan intelijen kesehatan global mengatakan strategi nol Covid China juga berarti populasi hampir tidak memiliki kekebalan yang diperoleh secara alami melalui infeksi sebelumnya.

"Akibat dari faktor-faktor ini, analisis kami menunjukkan jika China daratan melihat gelombang serupa dengan Hong Kong pada bulan Februari, sistem perawatan kesehatannya dapat didorong ke kapasitasnya karena mungkin ada antara 167 dan 279 juta kasus secara nasional, yang dapat menyebabkan antara 1,3 dan 2,1 juta kematian," tambahnya.

Kepala Vaksin dan Epidemiologi Airfinity Dr Louise Blair mengatakan penting bagi China untuk meningkatkan vaksinasi guna meningkatkan kekebalan guna mengangkat kebijakan nol Covid-19, terutama mengingat besarnya populasi lansia.

Baca Juga: Cara Daftar Haji secara Online Lewat PUSAKA Super Apps, Lebih Mudah Cuman Pakai NIK

Selanjutnya, China akan membutuhkan kekebalan hibrida untuk memungkinkan negara tersebut menahan gelombang masa depan dengan dampak minimal.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Asia News International


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x