Hassiba, seorang mahasiswa ilmu politik, mengatakan bahwa dia sedang belajar untuk ujian ketika dia mendengar tentang pengumuman itu.
“Terlalu sulit untuk diterima, sulit dipercaya. Bila tidak ada pendidikan untuk perempuan dalam masyarakat, bagaimana kita bisa berharap untuk masa depan yang cerah?” katanya.
Baca Juga: Manipulatif, 4 Zodiak Ini Dikenal sebagai Pembohong yang Cerdas
Pengumuman pada Selasa malam itu dibuat oleh kabinet pemerintah Taliban.
Pejabat Taliban termasuk menteri luar negeri dan juru bicara pemerintah telah mendukung pendidikan perempuan dalam beberapa bulan terakhir.
Namun pemimpin spiritual tertinggi Taliban yang berbasis di kota Kandahar memberikan keputusan besar.
Baca Juga: Diapresiasi Negara, Wajah Messi akan Ada di Mata Uang Argentina
Mendengar kabar tersebut, PBB bahkan Arab Saudi dan Qatar ikut prihatin dan mengecam atas keputusan itu.
“Saya sangat prihatin, ini tidak hanya merugikan kaum perempuan tapi juga merugikan Afghanistan,” kata Roza Otunbayeva, perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB sekaligus Kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan.
“Saya menyesalkan Taliban tampaknya tidak memikirkan masa depan Afghanistan dan bagaimana perempuan dapat berkontribusi pada ekonomi, pendidikan dan budaya,” lanjutnya.