PR DEPOK - Orbit Rendah Bumi atau LEO telah menjadi semakin padat dalam beberapa tahun terakhir dengan berkembangnya "konstelasi" satelit dari perusahaan seperti SpaceX dan OneWeb.
Namun, orbit yang mengelilingi Bumi ini penuh dengan puing-puing antariksa.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Indinexpress, sebuah tabrakan yang nyaris terjadi antara badan roket dan satelit yang mati pada tanggal 27 Januari lalu mengilustrasikan betapa dekatnya bumi dengan bencana luar angkasa.
Perusahaan teknologi antariksa LeoLabs mengilustrasikan bagaimana dua objek yang sudah tidak berfungsi di luar angkasa badan roket SL-8 16511 dan Cosmos 2361 berpapasan sangat dekat satu sama lain pada ketinggian 984 kilometer di atas permukaan Bumi.
Baca Juga: Info KJP Plus 2023: Kriteria, Keuntungan, dan Besaran Dana yang Didapatkan Siswa
Berdasarkan data pelacakan radar perusahaan, disimpulkan bahwa kedua objek tersebut saling berpapasan dengan selisih hanya enam meter.
Menurut LeoLabs, jika kedua objek tersebut bertabrakan, maka akan terjadi skenario terburuk di mana tabrakan yang tidak terkendali akan menyebabkan efek riak.
Efek ini yang akan menyebabkan lebih banyak tabrakan, yang pada akhirnya akan menghasilkan ribuan serpihan antariksa yang dapat bertahan selama beberapa dekade dan mempersulit penjelajahan antariksa.