Bukan Korea Selatan, Ini 11 Negara dengan Kasus Perundungan Terbanyak di Dunia

- 2 Maret 2023, 18:23 WIB
Berikut 11 negara dengan kasus perudungan (bullying) dengan kekerasan terbanyak, bukan cuma Korea Selatan.*
Berikut 11 negara dengan kasus perudungan (bullying) dengan kekerasan terbanyak, bukan cuma Korea Selatan.* /

PR DEPOK - Beredarnya kabar mengejutkan di media sosial yang mengisahkan seorang anak Sekolah Dasar (SD) di Banyuwangi yang meninggal dunia setelah melakukan aksi gantung diri karena kerap mendapat perundungan (bullying) membuat netizen geram dan mengecam atas aksi perundungan yang seolah tak pernah ada habisnya.

Perundungan yang terjadi pada anak-anak merupakan tantangan global, dengan banyak efek buruk yang sangat merugikan dan memiliki implikasi sosial yang lebih luas.

Baik korban maupun pelaku perundungan menderita di berbagai dimensi, termasuk perkembangan sosial pribadi, pendidikan, dan kesehatan, dengan efek negatif yang bertahan hingga ia dewasa. Perundungan juga menjadi perhatian serius bagi pembuat kebijakan dan praktisi anak hingga kini.

Tingginya kasus perundungan di antara anak-anak menjadi peringatan tentang kegagalan pemberian hak-hak anak atas hidup yang nyaman dan aman.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces Jumat, 3 Maret 2023: Pengeluaran Tak Terkontrol, Banyak Gangguan

Selain itu, karena dampak yang luar biasa dan merusak pada pembelajaran dan perilaku anak, perundungan di sekolah maupun di lingkungan pertemanan dapat mengurangi efektivitas pendidikan anak-anak, dan dapat menimbulkan kerugian melalui perilaku yang lebih berisiko di masa depan.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari UNICEF, meskipun setiap wilayah di dunia telah memantau kasus perundungan pada anak-anak, ukuran global yang tervalidasi belum dibuat.

Untuk mengisi kesenjangan ini, Petugas Pendidikan UNICEF, Dominic Richardson dan Chii Fen Hiu dari Universitas Oxford, telah mengembangkan indikator global tentang perundungan dengan menggabungkan data dari enam survei internasional tentang prevalensi perundungan di antara anak usia 11 hingga 15 tahun di 145 negara.

Kasus perundungan paling sering dikaitkan dengan anak-anak dan remaja yang dilakukan dengan cara menggertak, meskipun kebanyakan dari mereka menggunakan agresivitas.

Baca Juga: Segera Cair, Tinggal Login cekbansos.kemensos.go.id tuk Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2023 Online

Seorang pelaku perundungan dapat mempermalukan, mengancam, dan menekan korbannya. Bahkan yang lebih mengejutkan bahwa perundungan telah meluas ke dunia online.

Perilaku menindas sering kali tercipta karena keadaan buruk di rumah mereka. Mereka sering menjadi korban oleh orang tuanya atau kurangnya figur ayah dan ibu. Pelaku perundungan juga tercipta karena beberapa dari mereka tidak diasuh dengan nilai-nilai yang benar saat mereka tumbuh.

Human Rights Watch menyerukan agar pemerintah di seluruh dunia harus segera meningkatkan upaya untuk memastikan keselamatan siswa di sekolah dan di ruang daring.

Banyak pemerintah belum sigap dalam melindungi siswa dari kekerasan seksual, intimidasi, dan juga kekerasan secara online (cyber bullying) di media sosial.

Baca Juga: Daftar Mudik Gratis Lebaran 2023 Pakai Kereta Api, Ini Syarat dan Ketentuannya

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), anak-anak di sebagian besar negara mengalami kekerasan, intimidasi, dan diskriminasi.

Lebih dari 246 juta anak menderita kekerasan berbasis gender di dalam atau di sekitar sekolah setiap tahun, dan satu dari tiga anak mengalami intimidasi dan kekerasan fisik. Setengah dari remaja dunia melaporkan kekerasan dari teman sebayanya di sekolah.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari TeamBoma, berikut 11 negara dengan kasus perundungan terbanyak di dunia:

1. Austria

Baca Juga: Penyebab Laga Persebaya vs Arema FC Ditunda

Austria melaporkan jumlah kasus perundungan tertinggi secara global. Dilaporkan bahwa satu dari setiap lima pelajar mengalami perundungan. Tidak seperti negara lain, anak perempuan merupakan persentase korban yang lebih tinggi di Austria. Korban sering kali diejek tanpa henti atau dikucilkan dari kelompok sosialnya.

2. Estonia

Di urutan kedua adalah negara Estonia. Estonia baru-baru ini melaporkan jumlah kasus perundungan tertinggi kedua di dunia. Aksi perundungan sering kali terjadi di sekolah terutama pada usia 11 tahun.

Korban mengaku telah mendapatkan perundungan selama berbulan-bulan sebelum mereka memutuskan untuk berani berbicara.

Baca Juga: KUR BRI 2023 Dibuka Tanggal Berapa? Intip Bocoran Jadwal dan Syarat Ajukan Pinjaman Rp50 Juta Tanpa Jaminan

3. Rusia

Kasus perundungan di Negeri Beruang Merah, Rusia terjadi karena merupakan budaya yang sudah mengakar dan dimulai dari para pemimpin mereka. Warga Rusia pun seolah terbiasa dengan hal tersebut.

4. Belgia

Hal yang menyedihkan tentang kasus perundungan di Negara Cokelat Belgia adalah sebagian besar korban tidak menerima dukungan dari orang tua mereka, bahkan setelah mereka mengungkapkan apa yang terjadi pada mereka di sekolah.

Baca Juga: Jadwal Lengkap BRI Liga 1 Pekan 28: Persija vs Persib dan Persebaya vs Arema FC Kembali Ditunda?

5. Portugal

Maraknya perlakuan intimidasi yang intensif di sekolah-sekolah yang ada di Portugal, membuat banyak siswa yang ditolak haknya untuk mendapatkan pendidikan. Ada beberapa korban yang memilih untuk bolos sekolah atau tinggal di rumah karena takut mendapat aksi perundungan.

6. Kanada

Karena tingkat intimidasi di Kanada tinggi, negara tersebut telah mengambil upaya untuk menciptakan organisasi yang menyebarkan kesadaran akan intimidasi. Menurut situs web tersebut, intimidasi atau perundungan sering dilakukan dengan sengaja.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Bappeda soal Fungsi Kontrol dan Monitor Pembangunan

Bahkan, beberapa tindakan yang biasa mereka lakukan adalah kekerasan seperti memukul, meninju atau mendorong. Pengganggu juga dapat menggunakan kata-kata umpatan dengan maksud meremehkan korbannya.

7. Swiss

Perundungan dan intimidasi juga merupakan masalah umum di Swiss. Salah satu cara pelaku perundungan mencoba untuk menegaskan kekuatannya adalah dengan menghancurkan dan merusak properti korban. Mereka dapat mencuri atau menghancurkan sepeda, merobek pakaian, dan juga mencuri makanan atau uang korbannya.

Baca Juga: Sidang Teddy Minahasa Bikin Geger, Sosok Ini Mengaku Sebagai Istrinya

8. Perancis

Sebuah studi di sekolah Perancis mengungkapkan bahwa satu dari sepuluh siswa mengalami intimidasi dan pelecehan. Siswa-siswi ini sering menjadi sasaran hinaan, julukan yang merendahkan dan juga tindak kekerasan.

Bahkan ada kasus pelecehan seksual seperti memaksa siswa berciuman atau membuka baju. Pemerintah Perancis sedang mencoba untuk mengambil tindakan terhadap hal tersebut.

9. Luksemburg

Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Live Action Manga Kimi ni Todoke, Sudah Siap Bertemu Kazehaya Shouta?

Salah satu kasus perundungan yang lebih mengejutkan di Luksemburg adalah karena terjadi di tempat kerja. Sekelompok orang mungkin bekerja sama untuk merendahkan seseorang di tempat kerja, mereka berkumpul untuk melawan orang ini dengan meninggalkannya dari interaksi atau berlaku tidak baik padanya. Hal ini sering berlanjut selama berbulan-bulan dan menyebabkan tekanan psikologis.

10. Polandia

Maraknya laporan perundungan di Polandia, sekolah dan pemerintah telah berusaha untuk mencegah situasi seperti ini. Yang lebih mengejutkan lagi, jumlah pelaku perundungan lebih banyak terjadi di dunia maya.

11. Slovakia

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo dan Virgo, Besok Jumat, 3 Maret 2023: Waktunya Menikmati Hasil Kerja Keras!

Kasus perundungan di Slovakia sering terjadi dan berulang di sekolah dasar atau menengah. Karena banyaknya laporan perundungan di sekolah-sekolah Slovakia, banyak peneliti memutuskan untuk menggunakan tempat-tempat ini sebagai tempat observasi.

Mereka telah menemukan bahwa pelaku perundungan sering kali memiliki apa yang mereka sebut sebagai kekosongan emosional.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: UNICEF


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x