Runtuhnya Silicon Valley Bank, Kegagalan Terbesar Kedua Bank Ritel di Amerika Serikat

- 11 Maret 2023, 21:16 WIB
Simak sejarah runtuhnya Silicon Valley Bank, pusat teknologi terkemuka yang terletak di California, Amerika Serikat.*
Simak sejarah runtuhnya Silicon Valley Bank, pusat teknologi terkemuka yang terletak di California, Amerika Serikat.* /Pixabay/Geralt

PR DEPOK - Silicon Valley dikenal sebagai daerah dengan pusat teknologi terkemuka di dunia. Terletak di California, Amerika Serikat, Silicon Valley adalah rumah bagi banyak kantor pusat perusahaan teknologi tinggi terbesar di dunia, termasuk perusahaan Startup.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Euro News, Federal Deposit Insurance Corporation sebagai regulator keuangan Amerika Serikat menyita aset Silicon Valley Bank (SVB) pada hari Jumat 10 Maret 2023. Hal ini merupakan kegagalan terbesar lembaga keuangan sejak puncak krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu pada tahun 2008.

Kantor pusat Silicon Valley Bank terletak di Santa Clara, California. Didirikan pada tahun 1983, Silicon Valley Bank yang telah beroperasi selama 40 tahun ini adalah pemberi pinjaman besar untuk perusahaan rintisan teknologi atau Start Up.

Baca Juga: 35 Link Twibbon Nyepi 2023, Rayakan Tahun Baru Saka 1945 'Rahajeng Rahina Nyepi Caka' dengan Penuh Damai

Silicon Valley Bank melakukan bisnis dengan beberapa perusahaan terkenal termasuk Shopify, Andreessen Horowitz, Pinterest, Fitbit, dan ribuan perusahaan rintisan lainnya.

Silicon Valley Bank adalah bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat. Silicon Valley Bank (SVB) dikabarkan bangkrut setelah deposan atau investor yang menyimpan uang dalam bentuk deposito secara ramai-ramai mengambil uang depositonya.

Sebagian besar dari deposan adalah pekerja teknologi dan perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (modal ventura). Pengambilan deposito ini diakibatkan oleh kecemasan atas situasi bank.

Kegagalan Silicon Valley Bank terjadi dua hari setelah langkah daruratnya untuk menangani permintaan penarikan dan penurunan tajam dalam nilai kepemilikan investasinya. Tindakan ini mengejutkan Wall Street dan para deposan sehingga membuat sahamnya merosot.

Baca Juga: Lirik Lagu Crazy Stupid Love yang Dinyanyikan TWICE

Langkah tersebut menempatkan hampir 175 miliar dolar AS simpanan nasabah di bawah kendali regulator. Bank tidak dapat lagi mengatasi penarikan besar-besaran nasabahnya dan upaya terakhir untuk mengumpulkan uang baru tidak berhasil.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters Euro News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x