Raja Charles III Dukung Penelitian Mendalam terhadap Relasi Monarki Inggris dengan Perbudakan

- 7 April 2023, 12:21 WIB
Raja Charles III.
Raja Charles III. /Instagram @theroyalfamily

PR DEPOK - Raja Charles III memberikan dukungan moral dan intelektual kepada proyek penelitian soal relasi kerajaan Inggris dengan perbudakan.

Istana Buckingham menyampaikannya pada Kamis, 6 Maret 2023, setelah sebuah laporan surat kabar mengangkat sebuah dokumen yang menjabarkan adanya hubungan historis dengan seorang pedagang budak trans-Atlantik.

The Guardian menampilkan berkas arsip yang ditemukan oleh sejarawan Brooke Newman. Arsip temuan Newman mengatakan bahwa pada 1689 Raja William III telah diberikan 1.000 pound saham di Royal African Company (RAC) yang terlibat dalam pengangkutan ribuan budak dari Afrika ke Amerika.

Baca Juga: Bansos Pangan Beras 10 Kg hingga Telur Cair, Cek Nama Penerima Pakai KTP di Link Ini

Arsip temuan Newman ini ditandatangani oleh Edward Colston, seorang raja perdagangan budak. Colston dikenal luas sepanjang sejarah karena patungnya di Bristol, Inggris dirobohkan oleh pengunjuk rasa dalam demonstrasi Black Lives Matters pada 2020.

"Ini adalah masalah yang ditanggapi dengan sangat serius oleh Yang Mulia," kata Istana Buckingham dikutip oleh PikiranRakyat.Depok.com dari Reuters.com, Jumat, 7 7 April 2023.

Wacana tentang relasi perbudakan dan kerajaan Inggris berkaitan erat dengan berkembangnya wacana kemungkinan penggantian rugi dari monarki di Karibia.

Baca Juga: Cara Cek Bansos PKH 2023 via Hp, Akses Link Resmi cekbansos.kemensos.go.id

Wacana itu bergema di tengah konteks Raja Charles III masih menjadi kepala negara di sejumlah negara termasuk Jamaika dan Bahama.

Istana menyoroti pidato Charles kepada para pemimpin Persemakmuran pada Juni 2023 bahwa ia mengatakan "Saya tidak dapat menggambarkan kesedihan mendalam dalam diri saya atas penderitaan begitu banyak orang saat saya terus memperdalam pemahaman saya tentang dampak abadi dari perbudakan."

Proses itu terus berlanjut dengan "semangat dan tekad" sejak Charles menggantikan ibunya di atas takhta September lalu, katanya.

Baca Juga: Adaptasi Film Korea, Berikut Sinopsis My Sassy Girl yang Dibintangi Jefri Nichol dan Tiara Andini

Ada protes dan seruan untuk meminta maaf atas perbudakan ketika anak sulung Charles dan pewaris takhta monarki, Pangeran William melakukan perjalanan politik bersama istrinya Kate Middleton ke Karibia pada Maret 2022.

Oleh sebab itu, pihak monarki mengharapkan penelitian terhadap wacana perbudakan ini dapat selesai secara komprehensif dan diskursif pada 2026 karena temuan dan wacana historis tersebut begitu kompleks dan rumit.

"Mengingat kompleksitas dari isu-isu tersebut, penting untuk mengeksplorasinya selengkap mungkin. Diharapkan penelitian ini akan selesai pada September 2026," kata Buckingham.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah