Presiden Korea Selatan Serukan Solidaritas Indo-Pasifik dalam Mengatasi Masalah Ekonomi

- 4 Mei 2023, 14:41 WIB
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyerukan solidaritas Indo-Pasifik dalam mengatasi masalah ekonomi.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyerukan solidaritas Indo-Pasifik dalam mengatasi masalah ekonomi. /Reuters/Brian Snyder/

PR DEPOK - Pada hari Rabu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan pidato pada acara pembukaan Pertemuan Tahunan Bank Pembangunan Asia di pusat konvensi Songdo Convensia di Incheon.

Dalam pidatonya seperti dikutip dari The Korea Herald, Presiden Yoon Suk Yeol berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dalam rantai pasokan di kawasan Indo-Pasifik melalui "solidaritas dan kemitraan".

Ia juga menyoroti beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi global, seperti invasi Rusia ke Ukraina dan fragmentasi jaringan pasokan global, yang semakin memperumit situasi pandemi.

Yoon mengungkapkan bahwa tantangan-tantangan tersebut melampaui kemampuan satu negara dan memerlukan kerjasama dan solidaritas internasional antar negara.

Baca Juga: Cara Ajukan Pinjaman Online SPinjam di Aplikasi Shopee, Hitungan Detik Langsung Cair

Pada Selasa dimulai acara selama empat hari yang bertemakan "Rebounding Asia: Recover, Reconnect, and Reform" ini merupakan pertama kali acara tersebut diadakan secara tatap muka sejak dimulainya pandemi.

Yoon juga menekankan bahwa Korea Selatan akan berbagi pengalamannya dalam membangun ekonomi dengan negara-negara anggota ADB lainnya.

"Sebagai mitra utama dengan kemampuan produksi dunia dan keahlian manufaktur dalam industri semikonduktor, sel baterai, dan bio, Korea akan aktif terlibat dalam membangun kerjasama rantai pasokan dengan negara-negara Asia," ungkap Yoon.

Menurutnya, wilayah Asia memiliki kekayaan alam yang melimpah, mampu memproduksi dan memanufaktur dengan luar biasa, teknologi canggih, serta sumber daya manusia yang unggul.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius, Libra, dan Scorpio Besok 5 Mei 2023: Waktu Tepat Memulai Usaha Baru

Dia menyatakan bahwa bersama dengan negara-negara anggota ADB, mereka akan membangun solidaritas untuk mencapai kemakmuran bersama, bukan hanya di Asia dan Indo-Pasifik, tetapi juga di seluruh dunia.

Choo Kyung-ho, Menteri Keuangan, menambahkan bahwa ia sangat menghargai ADB.

“Berkat dukungan dari ADB dan masyarakat internasional, Korea mampu mencapai pertumbuhan yang luar biasa,” kata Choo dalam pidato pembukaan, merujuk pada bagaimana Korea telah berkembang dari negara penerima menjadi negara donor di ADB.

Choo menyatakan bahwa proteksionisme perdagangan telah muncul setelah pandemi dan menekankan pentingnya aturan perdagangan yang adil.

Baca Juga: Terjadi Longsor di TPU Kalimulya 2 Akibat Hujan Deras, Pemkot Depok Lakukan Penanganan Sementara

Di sisi lain, Presiden ADB, Masatsugu Asakawa, menjelaskan bagaimana pemberi pinjaman multilateral memainkan peran penting dalam pendanaan iklim.

Dia juga menegaskan bahwa pekerjaan mereka harus menghasilkan mata pencaharian yang baik dan mendorong masyarakat yang tangguh, serta memastikan adanya peluang yang tersedia.

Asakawa mengungkapkan bahwa organisasi ADB telah menegaskan urgensi tindakan terhadap perubahan iklim, melalui peluncuran Fasilitas Keuangan Inovatif untuk Iklim di Asia serta program keuangan Pasifik yang bertujuan melawan perubahan iklim.

ADB juga memperkenalkan K-Hub, sebuah lembaga yang fokus pada studi perubahan iklim. Namun, Gubernur Bank of Korea, Rhee Chang-yong, menyatakan bahwa masih terlalu awal untuk membahas transisi kebijakan moneter.

Baca Juga: Bansos PBI JK untuk Bulan Mei 2023 Cair? Cek Jadwal dan Cara Cek Penerima di Link Ini

“Meskipun banyak yang mempertanyakan kapan pivot kebijakan pengetatan moneter bank sentral akan datang, ketika inflasi tinggi terkendali, baru kita bisa memikirkan pivot,” kata Rhee, dalam sebuah seminar.

Beberapa gubernur dari Korea, Indonesia, India, dan Jerman telah berkumpul bersama untuk membahas kebijakan yang mendukung kebangkitan Asia setelah pandemi.

Rhee, seorang pejabat Korea, melaporkan bahwa inflasi di Korea masih di atas target yang ditetapkan dan bahwa meskipun indeks harga konsumen telah turun, inflasi inti masih tinggi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Pisces, dan Aquarius Besok 5 Mei 2023: Arus Masuk Keuangan Meningkat

Dia juga memberikan pandangan positif terhadap tanggapan AS terhadap krisis bank baru-baru ini dan menegaskan bahwa krisis tersebut hanya memiliki dampak yang terbatas di Korea.

Rhee juga memperingatkan bahwa perlu diwaspadai dampak tekanan valuta asing terhadap perekonomian Asia. Selain diskusi, acara juga menampilkan Korea Cultural Concert dan Korea Reception pada Rabu lalu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah