Di sisi lain, Ukraina mengatakan telah merebut kembali delapan desa pada tahap awal serangan balasannya.
Sementara itu, Kremlin mengatakan hanya melihat sedikit peluang pembicaraan damai dengan Ukraina. Hal itu terjadi, karena sikap Kyiv yang menuntut penarikan total pasukan Rusia dari Ukraina sebelum perdamaian apa pun, terlepas dari upaya misi mediasi yang dilakukan oleh para pemimpin Afrika.
Baca Juga: Mantap Jiwa! 5 Tempat Mie Ayam Banyak Dicari di Garut, Catat Jam Bukanya Berikut
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus", untuk membasmi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh pengejaran integrasi Kyiv dengan Barat. Pendukung Kyiv dan Barat mengatakan Rusia mengobarkan perang penaklukan tanpa alasan.
"Putin mengadakan pembicaraan 'sangat produktif' dengan para pemimpin Afrika pada Sabtu, 17 Juni 2023 dan tetap terbuka untuk dialog dan kontak mengenai Ukraina," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang dikutip dari Reuters.
Tetapi Peskov mengatakan kepada wartawan, bahwa apa yang dia sebut sejarah posisi Kyiv berarti "orang hampir tidak dapat berbicara tentang dasar yang stabil" untuk negosiasi perdamaian.***