Jika pemerintah Swedia, tidak memberikan respon atas kecaman yang diberikan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, maka secara otomatis kepercayaan Internasional kepada negara tersebut akan merosot.
Secara tegas, Sudarnoto mengatakan bahwa pemerintah Swedia, Rasmus Paludan beserta pengikutnya tidak boleh main-main dengan hal yang sangat sensitif ini.
Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, dan Macan di Bulan Juli 2023: Rangkulah Peluang yang Melimpah
Dengan terulangnya kembali peristiwa pembakaran Al Quran, menjadi bukti kuat bahwa pemerintah Swedia belum bertindak serius dalam menanganinya, meskipun sebelumnya telah mendapatkan kecaman dan peringatan dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
MUI meminta Duta Besar Swedia untuk Indonesia, untuk segera memberikan penjelasan terkait peristiwa pembakaran Al Quran yang terjadi di Swedia.
“Apa yang saya sampaikan tersebut menjadi bagian dari dukungan MUI terhadap sikap Liga Dunia Muslim terkait dengan kasus ini,” tandasnya.
Baca Juga: Presiden Emmanuel Macron Sebut Demonstran Kerusuhan di Prancis dari Kalangan Remaja
Dikutip dari Reuters, pada Kamis, 29 Juni 2023, peristiwa pembakaran Al Quran terjadi di depan masjid pusat di Stockholm, Swedia saat perayaan Idul Adha, yang disaksikan oleh 200 orang.
Satu dari dua orang pengunjuk rasa merobek Al Quran, lalu dipakai untuk menyeka sepatu, kemudian membakarnya. Dalam aksi tersebut, seorang pengunjuk rasa berorasi melalui pengeras suara (megafon).***