Polisi Dikerahkan di Seluruh Prancis, Malam Kelima Kerusuhan Berlangsung Lebih Tenang

- 2 Juli 2023, 16:31 WIB
Polisi Prancis di antara ledakan kembang api selama berupaya mengamankan kerusuhan Nanterre, Paris, Prancis.
Polisi Prancis di antara ledakan kembang api selama berupaya mengamankan kerusuhan Nanterre, Paris, Prancis. /REUTERS/Gonzalo Fuentes/

PR DEPOK - Kerusuhan di seluruh Prancis tampaknya telah mereda dan tidak terlalu intens pada hari Sabtu lalu. Hal tersebut terjadi, setelah puluhan ribu polisi dikerahkan di seluruh Prancis, setelah dilakukan pemakaman seorang remaja keturunan Afrika Utara, yang penembakannya dilakukan oleh polisi Prancis dan memicu aksi keruduhan secara nasional.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah menunda kunjungan kenegaraannya ke Jerman, yang akan dimulai pada hari Ahad ini.

Macron akan melakukan rapat kabinet untuk membahas krisis terburuk bagi kepemimpinannya, sejak protes "Yellow Vest" melumpuhkan sebagian besar Prancis pada akhir tahun 2018.

Sekitar 45.000 polisi Prancis telah turun ke jalan dengan unit elit khusus, kendaraan lapis baja, dan helikopter didatangkan untuk memperkuat tiga kota terbesarnya, yaitu Paris, Lyon, dan Marseille, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Apa Itu Bansos Permakanan? Berikut Pengertian, Besaran Bantuan hingga Sasaran Penerima

Pada Ahad pagi, sekitar pukul 01.45 waktu setempat, situasi kota sudah menjadi lebih tenang, dibanding dengan empat malam sebelumnya. Meskipun, ada beberapa ketegangan yang terjadi di Paris tengah dan bentrokan sporadis di kota-kota Mediterania Marseille, Nice, dan kota timur Strasbourg.

Titik nyala kerusuhan terbesar terjadi di Marseille, di mana polisi Prancis menembakkan gas air mata dan bertempur di jalanan dengan anak-anak muda di sekitar pusat kota Marseille hingga larut malam.

Di Paris sendiri, polisi Prancis telah meningkatkan keamanan di Jalan Champs Elysees, setelah sebuah seruan tersebar di media sosial untuk berkumpul di sana.

Jalanan yang biasanya dipadati turis, kini telah dijejeri pasukan keamanan yang melakukan pemeriksaan. Fasad toko ditutup untuk mencegah potensi kerusakan dan penjarahan yang terjadi nantinya.

Baca Juga: Elon Musk Membuat Kebijakan Baru di Twitter dengan Membatasi Cuitan di Beranda

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa sekitar 1.311 orang telah ditangkap pada Jumat malam lalu, dibandingkan dengan 875 orang pada malam sebelumnya, meskipun menggambarkan kekerasan terjadi dengan intensitas lebih rendah.

Polisi juga mengatakan bahwa hampir 200 orang telah ditangkap secara nasional pada hari Sabtu kemarin.

Otoritas lokal atau pemerintah kota di seluruh Prancis telah mengumumkan larangan demonstrasi dan memerintahkan angkutan umum untuk berhenti beroperasi pada malam hari serta beberapa kota memberlakukan jam malam.

Kerusuhan yang terjadi di Prancis, telah menjadi pukulan telak terhadap citra global hanya setahun dari penyelenggaraan Olimpiade, akan menambah tekanan politik pada Presiden Prancis saat ini, Emmanuel Macron.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Mie Ayam Terenak di Cibubur, Jakarta Timur, Catat Alamat dan Jam Buka

Macron telah menghadapi kemarahan masyarakat Prancis selama berbulan-bulan dan kadang-kadang demonstrasi kekerasan di seluruh Prancis, setelah mendorong perbaikan pensiun.

Penundaannya terkait kunjungan kenegaraan ke Jerman, merupakan kali kedua di tahun ini, di mana dia harus membatalkan acara tingkat tinggi karena situasi domestik yang terjadi di Prancis. Pada bulan Maret lalu, Macron juga membatalkan rencana kunjungan kenegaraan Raja Charles.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah