Kepala IAEA Sampaikan Ada Kekhawatiran Pelepesan Air Radioaktif

- 7 Juli 2023, 15:24 WIB
ILUSTRASI - Tim ahli IAEA mungkin memiliki kekhawatiran atas pelepasan air radioaktif yang akan dilakukan Jepang.*
ILUSTRASI - Tim ahli IAEA mungkin memiliki kekhawatiran atas pelepasan air radioaktif yang akan dilakukan Jepang.* /Unsplash.com / Dan Meyers/

PR DEPOK - Kepala International Atomic Energy Agency (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan pada hari Jumat ini, bahwa satu atau dua orang dari tim ahli IAEA mungkin memiliki kekhawatiran atas pelepasan air radioaktif yang akan dilakukan Jepang.

Ketika Rafael Grossi ditanya, mengenai adanya perbedaan pendapat di antara para ahli di balik laporan yang dikeluarkan IAEA, yang mencakup pesertanya terdapat dari 11 negara termasuk China, pengkritik paling keras dari rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif itu, dia mengatakan bahwa laporan itu secara ilmiah sempurna.

"Saya mendengar itu (kekhawatiran) dikatakan ... Tetapi sekali lagi, apa yang telah kami publikasikan secara ilmiah sempurna," kata Rafael Grossi dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman berita Reuters.

Dalam wawancara pertamanya, sejak merilis laporan IAEA pada hari Selasa, Rafael Grossi mengatakan, bahwa tidak ada ahli yang menyampaikan kekhawatiran kepadanya secara langsung dan dia tidak menjelaskan bagaimana dia mendengar masalah tersebut.

Baca Juga: Trailer Resmi Dirilis, Ini Bocoran Sinopsis dan Jadwal Tayang Film The Nun 2

Sementara itu, menurut surat kabar Global Times yang dikelola negara China pada hari Kamis lalu mengatakan bahwa Liu Senlin, seorang ahli perwakilan China yang tergabung dengan IAEA, kecewa dengan laporan "terburu-buru" dan mengatakan pendapat dari para ahli yang tergabung sangat terbatas dan hanya digunakan untuk referensi.

Ketika dihubungi terkait pernyataannya di surat kabar Global Times, Liu Senlin tidak segera menanggapi permintaan wawancara tersebut.

Gugus tugas yang dibentuk oleh IAEA pada tahun 2021 lalu, berfungsi untuk meninjau keamanan rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif sekitar 500 kolam renang ukuran Olimpiade dari pabrik yang rusak akibat tsunami lebih dari satu dekade lalu.

Anggota gugus tugas IAEA terdiri dari Argentina, Australia, Kanada, Prancis, Kepulauan Marshall, Korea Selatan, China, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Warung Bakso Daging Terenak dan Nikmat di Cilacap, Catat Alamat dan Jam Bukanya

China mengecam laporan yang telah dikeluarkan IAEA, mereka mengatakan bahwa badan tersebut tidak boleh mendukung rencana yang menimbulkan risiko bagi kehidupan laut dan kesehatan manusia.

Meskipun ada jaminan dari Jepang dan IAEA, bahwa pelepasan air radioaktif itu memiliki dampak lingkungan yang dapat diabaikan.

Rafael Grossi mengatakan bahwa laporan IAEA tidak mendukung rencana pelepasan air radioaktif. Keputusan akhir, ada di Jepang untuk melepaskan air radioaktif yang akan dimulai akhir musim panas ini.

"Kami tidak mendukung rencana tersebut (pelepasan air radioaktif) atau merekomendasikan hal ini untuk dilakukan. Kami mengatakan rencana ini sesuai dengan standar," kata Rafael Grossi.

Baca Juga: Deforestasi Amazon Brasil Turun 34 Persen dalam Enam Bulan Pertama Pemerintahan Presiden Lula

"Kami tidak memihak (Jepang). Saya tidak memihak Jepang atau memihak China atau memihak Korea Selatan. Standar berlaku untuk semua dengan cara yang sama," kata Rafael Grossi menambahkan.

Beberapa pejabat pemerintah Jepang khawatir dengan respon dan kritikan China, salah satu pembeli terbesar ekspor makanan lautnya.

Mereka khawatir, China akan menghentikan pembelian makanan laut, setelah Jepang memulai pembuangan air radioaktif, yang diperkirakan akan memakan waktu hingga 40 tahun untuk menyelesaikannya.

Korea Selatan, yang sebelumnya menyatakan keprihatinan tentang pembebasan air radioaktif, mengatakan pada hari Jumat, 7 Juli 2023, bahwa pihaknya menghormati tinjauan yang telah dilakukan IAEA.

Baca Juga: Lirik Lagu Barbie Dreams - FIFTY FIFTY feat. Kaliii dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Sebelum air radioaktif dilepaskan ke laut, Jepang mengatakan akan disaring untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Air radioaktif yang diolah akan diencerkan hingga jauh di bawah tingkat yang dapat disetujui secara internasional.

Selain berbagai kecaman internasional, rencana pelepasan air radioaktif juga mendapat tentangan di dalam negeri, terutama di kalangan komunitas nelayan yang peduli dengan permintaan akan produk mereka.

Rafael Grossi mengatakan, bahwa dia memahami kekhawatiran tersebut karena "tidak ada yang identik" dengan rilis yang telah diberikan. Dia juga menambahkan, bahwa ada juga "agenda politik tertentu" yang melekat pada kritik terhadap rencana tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah