Dinilai Aman, FDA Jadikan Plasma Darah Sebagai Obat Covid-19

- 24 Agustus 2020, 09:42 WIB
Sampel plasma darah pasien Covid-19.
Sampel plasma darah pasien Covid-19. /Pikiran-rakyat.com/Eviyanti/

PR DEPOK – Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada hari Minggu, 23 Agustus 2020, mengeluarkan izin penggunaan plasma darah dari pasien yang telah pulih dari Covid-19 untuk pengobatan virus tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Al Jazeera, hal ini disampaikan sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan badan tersebut karena dianggap menghambat peluncuran vaksin dan terapi virus corona untuk alasan politik.

Pengumuman dari FDA tentang yang disebut 'Otoritasi Penggunaan Darurat' juga disampaikan pada malam Konvensi Nasional Partai Republik, di mana Trump dinominasikan untuk memimpin lagi partainya selama empat tahun.

Baca Juga: Bantu Orang Atasi Stres Akibat Pandemi, Komunitas ini Sediakan Peti Mati yang Dikelilingi Zombie

Sehari sebelum pengumuman FDA, Donald Trump menandai Komisaris badan pengawas tersebut, Stephen Hahn, dalam cuitan di akun Twitter miliknya.

"Kondisi yang dalam, atau siapa pun, di FDA menyulitkan perusahaan obat untuk mendapatkan relawan dalam pengujian vaksin dan terapi. Jelas mereka ingin menunda jawaban hingga setelah 3 November. Harus fokus pada kecepatan dan selamatkan nyawa!," tulis Trump dalam akun Twitternya.

Presiden Trump diharapkan memberikan pengarahan berita dan pengumuman terkait topik ini pada hari Minggu.

Baca Juga: Cek Fakta: MPR Dikabarkan Usulkan Jabatan Presiden Jadi 8 Tahun, Jokowi Pimpin Indonesia Hingga 2027

Sementara itu, FDA mengungkapkan bahwa bukti awal menunjukkan bahwa plasma darah dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesehatan pasien bila diberikan dalam tiga hari pertama sejak rawat inap.

Namun, FDA belum dapat memastikan dampak lain yang akan dihasilkan dari pemberian plasma ini.

"Tampaknya produk itu aman dan kami merasa nyaman dengan penggunaannya. Kami tidak melihat adanya dampak terhadap kesehatan," tutur Peter Marks, Direktur Pusat Administrasi Makanan dan Minuman untuk Evaluasi dan Penelitian Biologi.

Baca Juga: Calonkan Diri Menjadi Wakil Bupati Indramayu, Lucky hakim: Sudah Mengantongi Restu dari Gerindra

Badan pengawas tersebut juga memaparkan bahwa penggunaan plasma adalah pendekatan yang aman setelah menganalisis 20.000 pasien yang menerima perawatan ini.

"Hingga saat ini, 70.000 pasien telah dirawat dengan penggunaan plasma darah," kata FDA.

Dari segi usia, pasien yang paling diuntungkan dengan perawatan seperti ini adalah mereka yang berusia di bawah 80 tahun dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.

Baca Juga: WHO dan PBB Sepakat Anak 12 Tahun ke Atas Wajib Gunakan Masker Layaknya Dewasa, Berbeda Bagi Balita

Pasien-pasien tersebut memiliki tingkat kelangsungan hidup 35 persen lebih baik setelah diobati dengan plasma darah.

Sementara itu, Presiden Trump hingga saat ini belum berbicara dengan Direktur FDA, Stephen Hahn, ataupun dengan badan pengawas.

Trump tidak ikut berperan dalam keputusan untuk membuat pengumuman pada hari Minggu.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x