PR DEPOK – Akses ke Gaza, Palestina telah ditutup sejak virus corona menyebar secara global karena dikhawatirkan sistem perawatan dan kesehatan yang rapuh tidak dapat mengatasi pandemi.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari laman The Guardian, kasus pertama Covid-19 di Palestina telah muncul dan warga sana menganggapnya sebagai bencana.
"Gaza sudah hancur dari dulu, tidak ada pekerjaan, tidak ada uang, tidak ada perjalanan, perang, pembunuhan, bunuh diri dan sekarang virus corona. Apa lagi yang bisa kita harapkan?," kata Mahmoud Miqdad seorang pemilik supermarket di Gaza.
Baca Juga: Cerita Agustinus Rumere, Bocah Papua yang Muncul di Uang Pecahan Rp75 Ribu
Setelah pihak berwenang mengumumkan empat orang dari keluarga yang sama positif Covid-19 di kamp Maghazi Pusat, sebanyak dua juta penduduk Gaza diisolasi pada hari Selasa, 25 Agustus 2020.
Semua warga Gaza yang kembali dari Israel atau Mesir tetap harus diisolasi di pusat-pusat khusus.
Sebelumnya, diketahui bahwa Gaza berada pada situasi pembatasan keras untuk keluar dan masuk jalur selama berbulan-bulan sehingga membuat keadaan ekonomi melemah.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Kian Meningkat. Mohammad Idris Kembali Ingatkan Warga Lakukan Personal Lockdown
Meskipun demikian, masuknya virus corona ke Gaza tetap tidak dapat dicegah.
Shahed Smiri, seorang pegawai LSM berusia 35 tahun menyatakan kekhawatiran terhadap keluarganya yang hanya memiliki stok makanan untuk bertahan selama 48 jam isolasi.