Dengan sebagian besar wilayah Amerika Serikat menghadapi gelombang panas yang memecahkan rekor, Presiden Joe Biden pada hari Kamis menyebut suhu yang melonjak akibat perubahan iklim sebagai "ancaman eksistensial".
“Saya kira tidak ada lagi yang bisa menangkal dampak perubahan iklim,” katanya di Gedung Putih.
Dampak ekstrim dari perubahan iklim sejalan dengan prediksi dan peringatan para ilmuwan. Mereka menilai perubahannya akan sangat cepat.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Warung Bakso Enak dan Berasa Daging Sapi di Kediri, Nomor 4 Bikin Nostalgia
Guterres mengaitkan perubahan iklim ekstrem ini dengan penggunaan bahan bakar fosil.
“Udaranya tidak bisa dihirup. Panas tak tertahankan. Dan tingkat keuntungan bahan bakar fosil dan kelambanan iklim tidak dapat diterima,” kata mantan perdana menteri Portugal itu.
Maka dari itu, ia menghimbau setiap pemimpin negara harus bertindak mengingat dunia kini memasuki iklim ekstrem.
Cuaca ekstrem sepanjang Juli telah menyebabkan malapetaka di seluruh dunia, dengan suhu yang memecahkan rekor di China, Amerika Serikat, dan Eropa Selatan, memicu kebakaran hutan, kekurangan air, dan peningkatan penyakit terkait panas serta rawat inap.
Baca Juga: 8 Gudeg Enak di Pekalongan dan Paling Rekomen, Berikut Alamatnya
Di pulau Italia Sisilia, dua orang ditemukan tewas pada hari Selasa di sebuah rumah yang terbakar.