Network
PR DEPOK – Makin panasnya perang Ukraina dan juga China yang mulai panas dengan Taiwan, Amerika Serikat Jepang dan Korea Selatan mulai melakukan serangkaian inisiatif untuk kerja sama dalam bidang teknologi dan pertahanan.
Pembahasan ini di angkat saat pemimpin dari ketiga negara tersebut sedang melakukan pertemuan di kamp David dan kekhawatiran yang dimiliki bersama atas China. Sementara pertemuan ini kemungkinan tidak menghasilkan perjanjian formal mengenai keamanan satu sama lain.
Namun ketiga negara tersebut telah setuju untuk membuat hotline tiga arah untuk berkomunikasi di saat krisis. Presiden Amerika Serikat telah mengundang Perdana Menteri, Fumio Kishida dan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol ke retret presiden di Pegunungan Catoctin Maryland.
Di saat negara Asia yang bekerja untuk memperbaiki hubungan diplomatic mereka yang sedang hancur, demi menghadapi ancaman regional yang lebih besar dari China dan Korea Utara yang sedang mempersiapkan peningkatan kekuatan militernya.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Destinasi Wisata Situs Cagar Budaya di Jakarta, Ada Museum Nasional Indonesia
Ini menjadi salah satu harapan para petinggi Amerika Serikat yang memperbaiki kedua hubungan negara Asia ini menjadi baik dan dapat melakukan pertemuan tahunan antara Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
Korea Selatan dan Jepang pertama kalinya melakukan pertemuan dalam 12 tahun terakhir ini, dan telah membuat langkah besar dalam meredakan ketegangan setelah beberapa tahun terjadi. Hal ini berhubungan di masa Jepang menjajah Korea pada tahun 1910 hingga 1945.
Pihak Washington ingin telah memiliki pertahanan di kedua negara tersebut yang berlokasi di Tokyo dan juga Seoul. Namun masih ingin kedua negara tersebut bisa lebih bekerjasama demi mengatasi kekhawatiran dari China dan Korea Utara.
Bukan hanya mengenai menyatukan kembali hubungan Jepang dan Korea Selatan demi kestabilan di Asia, Namun Amerika Serikat ingin juga membahas tentang kekhawatiran mengenai China yang ingin mengubah status Taiwan yang pada saat ini memiliki pemerintahan sendiri, mengklaim sebagai wilayah China.
Baca Juga: Dapatkan Promo Merdeka KAI Rp78.000, Ini Syarat, Ketentuan, dan Daftar Kereta yang Tersedia
Bukan hanya itu saja salah satu negara yang memiliki rudal balistik terbesar di Asia yaitu Korea Utara, juga sedang mempercepat produksi rudal, amunisi dan kendaraan baja untuk persiapan perang.
Hal ini diketahui karena Kim Jong Un sedang melakukan kunjungan di beberapa pabrik persenjataan yang dimiliki oleh Korea Utara.***
