Banjir Libya Renggut 11 Ribu Nyawa hingga Warga Sipil Kritik Bantuan Internasional

- 15 September 2023, 16:38 WIB
Banjir bandang yang terjadi di Derna, Libya bagian timur, merenggut banyak nyawa.
Banjir bandang yang terjadi di Derna, Libya bagian timur, merenggut banyak nyawa. /ANTARA FOTO/Reuters/Ahmed Elumami/nym

Lebih lanjut, warga sipil, bersusah payah mengevakuasi banyak jasad yang tertimbun bangunan. Kata Mere.

"Kami memiliki kelompok kecil yang terdiri dari empat orang. Semuanya warga sipil dan kami mengeluarkan delapan jenazah sendirian dalam beberapa jam terakhir," jelas Mere.

Baca Juga: Hati-hati Penipuan! Program Kartu Prakerja Gelombang 61 Tidak Bisa Daftar di RT dan RW atau Perangkat Desa

Warga sipil lainnya kecam pemerintah yang tidak becus mengurus Badai Daniel. Menurut Mere, Pemerintah Libya bagian timur tidak memberikan perhatian khusus.

Dikatakan Mere, kemunculan Badai Daniel sudah diprediksi dan diperingatkan akan melanda Eropa termasuk Libya. Kendati begitu, otoritas setempat tak kunjung memberikan peringatan.

"Pemerintah kami harusnya disalahkan, siapapun yang berkuasa di Libya harus disalahkan. Semua orang tahu Badai Daniel akan datang tapi mereka tidak mencoba menyelamatkan kami. Mereka tidak melakukan apapun," ungkap Mere.

Sementara itu, warga sipil Libya barat dan timur, gotong royong melakukan pencarian jenazah yang tewas dan tertimbun.

Baca Juga: Sedep Pisan Rasane! Ini 7 Warung Bakso Terenak dan Laris di Cilacap, Catat Alamatnya Berikut

Meskipun Libya terpecah menjadi dua bagian, gegara konflik berkepanjangan para pemimpinnya. Nyatanya, bencana alam ini, menyatukan kembali warga sipilnya yang sempat terpisah.

Diketahui, konflik Libya pecah pada tahun 2011. Pada awalnya, negara itu, dipimpin oleh Muammar Gaddafi. Namun, jabatan pria itu, digulingkan.

Halaman:

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: News Sky Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah