Alasan Semangka jadi Simbol Solidaritas Palestina, Ternyata Ini Sejarahnya

- 3 November 2023, 10:19 WIB
Berikut ini merupakan sejarah serta awal mula buah semangka menjadi simbol solidaritas dengan Palestina.
Berikut ini merupakan sejarah serta awal mula buah semangka menjadi simbol solidaritas dengan Palestina. /Freepik/

PR DEPOK - Berikut informasi terkait beberapa alasan buah semangka menjadi simbol solidaritas untuk Palestina, lengkap dengan beberapa sejarah terkait yang menjadikan semangka sebagai identitas Palestina.

Seperti diketahui, simbol semangka baik berupa gambar, karya seni, ataupun emoji banyak diunggah di media sosial sebagai bentuk dukungan dan solidaritas untuk Palestina, akibat perang Israel-Hamas yang meletus sejak 7 Oktober 2023.

Hingga 3 November 2023, sebanyak 9.000 orang Palestina tewas karena serangan udara Israel di Gaza yang tak kunjung berhenti. Dimana sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak.

Lantas, bagaimana awalnya semangka muncul sebagai simbol dukungan dan solidaritas untuk Palestina? Berikut sejarah yang harus Anda tahu.

Baca Juga: Mudah dan Cepat! Cek Penerima KJP Plus November 2023 Lewat HP dan NIK

Sejarah Semangka sebagai Simbol Palestina

Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina ternyata bukanlah hal yang baru. Simbol semangka Palestina pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, dan mencaplok wilayah Yerusalem Timur.

Saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai tindakan kriminal di Gaza dan Tepi Barat.

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai simbol negaranya. Alasannya karena ketika dibelah, buah semangka memiliki warna-warna nasional bendera Palestina, yakni merah, hitam, putih, dan hijau.

Baca Juga: Panji Gumilang Ditetapkan sebagai Tersangka Pencucian Uang Yayasan, Terima Pinjaman hingga Rp73 Miliar

Semangka menjadi simbol pengganti Palestina selama periode pelarangan pengibaran bendera Palestina oleh Israel.

Namun, pada 1980, Israel tak hanya melarang pengibaran bendera Palestina, tetapi juga melarang penggunaan warna bendera Palestina (merah, hijau, hitam, putih) dalam karya seni maupun lukisan. Mereka bahkan pernah menangkap para pemuda di Jalur Gaza yang membawa irisan semangka.

Di tahun itu, para pejabat Israel bahkan sempat menutup sebuah pameran di Galeri 79 di Ramallah, sebuah kota di pusat Tepi Barat, Palestina, karena menampilkan karya-karya lukisan yang menggunakan warna-warna bendera Palestina.

Pada 1993, barulah Israel mencabut larangan terhadap bendera Palestina, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo, yang mensyaratkan pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina. Ini adalah perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Baca Juga: 5 Tempat Makan Seafood di Depok Paling Recommended dengan Aneka Saus Lezat: Cek Lokasi dan Jam Buka di Sini

Bendera Palestina tersebut diterima sebagai representasi dari Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.

Kemudian, pada 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka untuk sebuah buku berjudul ‘Subjective Atlas of Palestine’. Pada 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamainya ‘The Colours of the Palestinian Flag’, yang sejak saat itu telah dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia.

Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina muncul kembali pada 2021, setelah pengadilan Israel memutuskan bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan digusur dari rumah mereka untuk memberi jalan bagi para pemukim.

Baca Juga: Klarifikasi Persib Bandung atas Pencopotan Bendera Palestina di Stadion GBLA

Simbol Semangka Palestina di 2023

Di tahun 2023, terutama setelah meletusnya perang Israel-Hamas, semangka telah menjadi simbol perlawanan dan dukungan untuk Palestina. Gambar semangka muncul dalam karya seni, kaos, grafiti, poster, dan tentu saja emoji semangka yang banyak digunakan di media sosial.

Sebelumnya di awal tahun ini, pengibaran bendera Palestina kembali mendapat kecaman dari pemerintahan Israel. Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menginstruksikan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat-tempat umum.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bakso Sapi Legendaris di Gedebage Bandung, Tidak Boleh Dilewatkan

Lalu, pada Juni 2023, pemerintah Israel mengadakan pemungutan suara terkait rancangan undang-undang untuk melarang bendera Palestina di lembaga-lembaga yang didanai negara termasuk Universitas.

Di sisi lain pada waktu yang sama (Juni 2023), Zazim, sebuah organisasi masyarakat perdamaian Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera Palestina.

Mereka melakukan kampanye dengan menempelkan gambar semangka di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, Israel, dengan tulisan yang berbunyi ‘Ini bukan bendera Palestina’.

Baca Juga: Rahasia Kuliner Asli Medan: 5 Destinasi Bakso Favorit yang Cita Rasanya Istimewa!

"Pesan kami kepada pemerintah sudah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi," kata direktur Zazim, Raluca Ganea, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al-Jazeera, 3 November 2023.

Amal Saad, seorang warga Palestina dari Haifa yang bekerja dalam kampanye Zazim, juga mengungkapkan bahwa mereka akan selalu menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri dalam memperjuangkan Palestina.

"Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri kami," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah