Israel Terus Melancarkan Serangan Udara, Rumah Sakit di Gaza Berhenti Beroperasi

- 13 November 2023, 13:16 WIB
Asap mengepul saat pengungsi Palestina berlindung di rumah sakit Al Shifa, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel, di Kota Gaza, 8 November 2023.
Asap mengepul saat pengungsi Palestina berlindung di rumah sakit Al Shifa, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel, di Kota Gaza, 8 November 2023. /Reuters/Doaa Rouqa/

PR DEPOK - Konflik Israel dan Hamas yang telah terjadi sejak serangan Badai Al Aqsa pada 7 Oktober 2023 membuat beberapa rumah sakit di Gaza berhenti beroperasi.

Israel semakin giat dalam melancarkan serangan udaranya ke beberapa titik rumah sakit pada hari Minggu 12 Oktober 2023.

Atas kejadian tersebut terdapat dua rumah sakit di Gaza kembali menutup penerimaan pasien baru pada hari Minggu.

Para staf mengatakan, bahwa hal tersebut karena pengeboman Israel ditambah dengan kurangnya bahan bakar dan obat-obatan.

Baca Juga: Rasakan Kenikmatan 7 Bakso Paling Super Enak yang ada di Sragen, Alamatnya Ada di Sini!

Hal tersebut akan menyebabkan akan ada lebih banyak bayi dan pasien lain yang meninggal.

Kini rumah sakit di bagian Utara Gaza telah di blokade oleh pihak Israel, dimana para staff hampir tidak dapat merawat pasien yang berada didalamnya.

Israel kini masih memburu militan Hamas di di daerah tersebut dan rumah sakit-rumah sakit itu harus dievakuasi.

Rumah sakit Al Shifa dan Al Quds mengatakan, bahwa pihak Israel telah menangguhkan operasinya.

Baca Juga: 6 Warung Sate di Kebumen yang Terkenal Enak, Ada yang Buka 24 Jam dan Selalu Ramai Pembeli

Karena setengah rumah sakit sudah tidak beroperasi, hal tersebut membuat banyak orang yang terbunuh dan terluka setiap harinya.

"Anak saya terluka dan tidak ada satupun rumah sakit yang bisa saya bawa ke sana untuk mendapatkan jahitan," kata pengungsi ke Gaza Selatan Ahmed al-Kahlout.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa WHO telah berhasil memulihkan komunikasi dengan para profesional kesehatan di Al Shifa.

“Situasinya mengerikan dan berbahaya dengan tembakan dan pengeboman yang terus menerus yang memperparah situasi yang sudah kritis,” kata Tedros dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Besok, 14 November 2023: Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

"Tragisnya, jumlah kematian pasien meningkat secara signifikan. Sangat disayangkan, rumah sakit ini tidak berfungsi sebagai rumah sakit lagi,” tambahnya.

Seorang ahli bedah plastik di Shifa mengatakan bahwa pengeboman terhadap gedung yang menampung inkubator telah memaksa mereka untuk menjajarkan bayi-bayi prematur di tempat tidur biasa.

"Kami memperkirakan akan kehilangan lebih banyak lagi bayi dari hari ke hari," kata Dr Ahmed El Mokhallalati.

Sebelumnya pihak Israel menawarkan untuk mengevakuasi bayi-bayi yang baru lahir, dan menempatkan 300 liter bahan bakar di pintu masuk Shifa pada Sabtu malam.

Baca Juga: 5 Warung Sate Ayam di Depok Jawa Barat, Yuk Catat Alamat dan Jam Buka Kedainya

Muhammad Abu Salmiya, direktur Al Shifa, mengatakan bahwa laporan-laporan tentang penolakan untuk memberikan solar itu adalah kebohongan dan fitnah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qidra mengatakan dari 45 bayi yang berada di inkubator di Shifa, tiga diantaranya telah meninggal.

Dokter Mohammad Qandil di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza Selatan yang terhubung dengan Al Shifa mengatakan, rumah sakit Shifa sekarang tidak berfungsi, tidak ada yang diizinkan masuk, tidak ada yang diizinkan keluar.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah