Serangan Terus Berlanjut, Dua Orang Bayi Meninggal di Rumah Sakit Terbesar Gaza

- 12 November 2023, 21:21 WIB
Wanita Palestina Inas Abu Maamar, 36, memeluk jenazah keponakannya yang berusia 5 tahun, Saly, yang terbunuh dalam serangan Israel, di rumah sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 17 Oktober 2023.
Wanita Palestina Inas Abu Maamar, 36, memeluk jenazah keponakannya yang berusia 5 tahun, Saly, yang terbunuh dalam serangan Israel, di rumah sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 17 Oktober 2023. /Reuters/Mohammed Salem/

PR DEPOK - Dikabarkan bahwa kini Pasukan Israel menyatakan siap untuk mengevakuasi bayi dari rumah sakit terbesar di Gaza pada hari Minggu, namun pejabat Palestina mengatakan orang-orang di dalamnya masih terjebak, dengan dua bayi baru lahir tewas dan puluhan berisiko akibat pemadaman listrik di tengah pertempuran sengit di dekatnya.

Al-Shifa dan rumah sakit lainnya di utara Gaza, pusat perang Israel selama sebulan terakhir untuk menghapus Hamas dan membebaskan sandera yang dipegang oleh militan, hampir tidak mampu merawat pasien. Lebih banyak orang terluka setiap hari akibat serangan Israel yang keras.

Berbicara dari dalam rumah sakit terbesar, Al-Shifa, juru bicara kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, mengatakan bahwa tembakan Israel tidak mengenai langsung malam sebelumnya tetapi menakuti petugas medis dan warga sipil.

Juru bicara militer Israel, Laksamana Madya Daniel Hagari, mengatakan pada hari Sabtu bahwa militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi dari rumah sakit tersebut atas permintaan staf di sana. Al-Qidra mengatakan ada 45 bayi secara total dan dua sudah meninggal.

Baca Juga: 6 Referensi Soto Paling Lezat di Blora yang Jadi Favorit Warga Setempat, Lihat Lokasinya

Ditanya tentang evakuasi, Al-Qidra mengatakan bahwa mereka tidak diberi tahu tentang mekanisme apa pun untuk mengeluarkan bayi ke rumah sakit yang lebih aman. 

Di Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya di utara Jalur Gaza, Mosab Subeih, seorang bayi laki-laki, dibawa masuk dari sebuah rumah yang terkena misil Israel.

"Ia mengalami luka langsung di kepala dan pendarahan, dan kami tidak memiliki ruang operasi," kata salah satu petugas medis yang merawatnya dengan alat bantu pernapasan manual karena listrik mati, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Bulan lalu, Rumah Sakit Al-Quds di utara Gaza juga kesulitan merawat pasien karena kekurangan obat, makanan, dan air.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x