PR DEPOK - Dua rumah sakit terbesar di Gaza resmi ditutup imbas dari efek penembak jitu penjajah Israel.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperingatkan situasi yang mengerikan di rumah sakit Gaza dengan mengatakan bahwa semakin banyak pasien termasuk bayi prematur telah dinyatakan meninggal.
Dua rumah sakit terbesar di Gaza turut menjadi imbas yakni al-Shifa dan al-Quds dua rumah sakit telah resmi ditutup dan sudah tidak layak untuk dijadikan bahan berlindung dan perawatan.
Situasi genting tersebut membuat para ribuan orang pengungsi di Palestina yang berada di rumah sakit tersebut terpaksa harus berpindah tempat.
Kedua rumah sakit tersebut telah dihantui berhari-hari oleh penembak jitu penjajah Israel kepada ribuan warga Palestina yang tidak bersalah.
Kepala Kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa 'Jeda' diperlukan yang sebenarnya hal tersebut bukanlah menyikapi jeda lagi tetapi berhenti dari perang tersebut.