Mahkamah Agung Rusia Resmi Melarang Gerakan LGBTQ, Dianggap Kelompok Ekstrimis

- 1 Desember 2023, 11:56 WIB
MA Rusia larang gerakan LGBTQ.
MA Rusia larang gerakan LGBTQ. /Pixabay Media Kupang Marselino/

PR DEPOK - Mahkamah Agung (MA) Rusia telah memutuskan bahwa para aktivis LGBTQ harus ditetapkan sebagai gerakan ekstrimis yang akan berujung pada penangkapan dan penuntutan, pada Kamis, 30 November 2023.

MA Rusia telah mengeluarkan larangan terhadap aktivitas gerakan LGBTQ internasional dalam tindakan keras terbaru terhadap hak-hak gay, lesbian, dan transgender di negara tersebut.

Pengadilan memutuskan bahwa gerakan publik LGBTQ internasional dan subdivisinya adalah gerakan ekstremis, dan mengeluarkan larangan untuk melakukan aktivitas di wilayah Rusia.

Langkah ini merupakan paling drastis dalam penindasan selama satu dekade terhadap hak-hak LGBTQ di Rusia yang dilakukan di bawah pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo Besok, 2 Desember 2023: Banyak Kesempatan Baru yang Menarik

Langkah ini dilakukan karena yang menempatkan nilai-nilai keluarga tradisional sebagai landasan pemerintahannya

Menurut hakim, keputusan tersebut akan segera berlaku efektif, tidak menyebutkan apakah individu atau organisasi tertentu akan terkena dampaknya.

Menurut laporan media Rusia, sidang berlangsung secara tertutup.

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan sebelum putusan pengadilan diumumkan bahwa Kremlin tidak mengikuti kasus ini dan tidak berkomentar apapun.

Baca Juga: Favorit Warga Garut dan Wisatawan, Ini 6 Tempat Wisata Hits dan Populer di Garut yang Wajib Anda Kunjungi

Menurut Feminist Anti-War Resistance mengatakan bahwa suatu hari, ini akan berakhir, tetapi untuk saat ini, kita harus mencoba untuk terus hidup dan menyelamatkan diri kita sendiri.

Hal tersebut direspon oleh LSM dan kelompok hak transgender, Center T yang mengatakan bahwa mereka akan menerbitkan pedoman keamanan bagi anggota komunitas LGBTQ.

Direktur Center T, Yan Dvorkin yang telah melarikan diri dari Rusia karena alasan keamanan, menyebut proses hukum tersebut sebagai titik terendah kegilaan baru.

Dvorkin mengatakan bahwa ia yakin kelompok LGBTQ digunakan sebagai kambing hitam oleh pihak berwenang Rusia.

Baca Juga: 5 Kuliner Sate di Cikarang, Aromanya Sedap Bikin Perut Keroncongan, Sudah Pernah Coba?

"Mereka kalah dalam perang. Hal ini membuat orang sangat frustasi dan tidak puas dengan pemerintah. Sangat mudah untuk melampiaskan kemarahan tersebut kepada kelompok LGBTQ,” kata Dvorkin dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Tindakan tegas Moskow terhadap kelompok-kelompok yang condong ke arah liberal semakin meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu ,dimana komunitas LBGTQ di Rusia menghadapi pembatasan hak-hak mereka.

Anggota parlemen, Pyotr Tolstoy mengatakan bahwa langkah tersebut adalah tentang membangun penghalang untuk penetrasi ideologi anti-keluarga Barat.

Anggota parlemen juga menyetujui rancangan undang-undang yang melarang segala bentuk propaganda LGBTQ, sebuah langkah yang memiliki konsekuensi luas bagi penerbitan buku dan distribusi film.

Baca Juga: Lamak Bana! 5 Bakso Paling Lezat di Payakumbuh

Dari 49 negara Eropa, organisasi Rainbow Europe menempatkan Rusia di peringkat ketiga dari bawah dalam hal toleransi terhadap kaum LGBTQ.***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah