Soal Pembebasan Sandera, Hamas Sebut Tak akan Dilakukan Kecuali Ada Gencatan Senjata Permanen

- 30 Desember 2023, 17:01 WIB
Pasukan Al Qassam Hamas - Hamas buka suara soal pembebasan sandera, sebut tak akan melakukannya kecuali ada gencatan senjata permanen.
Pasukan Al Qassam Hamas - Hamas buka suara soal pembebasan sandera, sebut tak akan melakukannya kecuali ada gencatan senjata permanen. /Reuters/

Korban Warga Palestina

Lebih dari 20.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak dimulainya perang, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, yang tidak membedakan antara warga sipil dan pejuangnya.

Kabinet perang Israel seharusnya bertemu untuk membahas rencana untuk Gaza pasca perang, namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membatalkan pertemuan tersebut.

Baca Juga: 5 Rumah Makan Padang Paling Terkenal di Bekasi, Rasakan Sensasi yang Menggugah Selera

Selain itu, pasukan Israel diduga menembaki konvoi bantuan yang kembali dari Gaza Utara melalui rute yang ditentukan oleh Tentara Israel, menurut Thomas White, direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Israel Timur(UNRWA).

“Pemimpin konvoi internasional kami dan timnya tidak terluka namun satu kendaraan mengalami kerusakan. Pekerja bantuan tidak boleh menjadi sasaran,” ujarnya.

Konvoi bantuan tersebut ditandai dengan lambang PBB dan telah mengirimkan bantuan kepada warga Palestina di Utara. Sebelum usaha tersebut dilakukan, PBB menyatakan telah berkoordinasi dengan militer Israel mengenai rute yang akan diambil, menurut Juliette Touma, juru bicara UNRWA PBB.

Baca Juga: 5 Sate Rating Tinggi di Sidoarjo, Lezatnya Bikin Gak Bisa Nolak!

IDF sebelumnya mengklaim bahwa UNRWA dikendalikan oleh Hamas, namun organisasi tersebut membantah klaim tersebut.

“Selama beberapa hari terakhir, beberapa pernyataan dari pejabat Israel telah menyindir atau secara langsung menganggap UNRWA bertanggung jawab atas kesenjangan dalam pengiriman bantuan di Jalur Gaza. Pernyataan-pernyataan ini diperkuat oleh Israel dan media arus utama serta media sosial lainnya, sehingga menciptakan aliran informasi yang salah yang tidak berdasar,” kata Phillipe Lazzarini, kepala UNRWA.

Lazzarini mengatakan penundaan bantuan antara lain disebabkan oleh serangan udara yang terus-menerus dan terbatasnya akses ke Gaza.***

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah