Gencatan Senjata Tertunda Lagi, Pemimpin Hamas Tiba di Mesir untuk Kesepakatan Pembebasan Sandera

- 21 Desember 2023, 06:14 WIB
Ilustrasi gencatan senjata yang tertunda di Gaza
Ilustrasi gencatan senjata yang tertunda di Gaza /Pixabay/MasterTux/

PR DEPOK - Seorang pemimpin Hamas tiba di Mesir pada Rabu, 20 Desember 2023 untuk membicarakan kemungkinan kesepakatan pembebasan sandera kedua.

Kedatangan Ismaile Haniyeh di Mesir tersebut seiring dengan pemungutan suara di New York mengenai seruan PBB untuk gencatan senjata yang kembali tertunda lagi, serta banyaknya pengiriman bantuan yang ditunda untuk ketiga kalinya di Gaza.

Diplomasi berlanjut ketika perkiraan resmi jumlah korban tewas di Gaza melewati angka 20.000, menurut kantor media pemerintah Hamas. Sebanyak 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita di antara korban tewas. Tak hanya itu, kelaparan dan penyakit mengancam juga telah menambah angka kematian secara signifikan.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Warung Bakso Paling Enak dan Banyak Dicari di Tegal Jawa Tengah, Nomor 6 Punya Rating Tinggi!

Sementara itu, kedatangan Ismail Haniyeh di Mesir, seorang pemimpin politik Hamas yang berbasis di Qatar, dipandang sebagai tanda positif kemungkinan gencatan senjata, karena terakhir kali dia datang adalah sebelum gencatan senjata pertama bulan lalu yang melibatkan pembebasan 110 sandera dan 100 sandera.

Seorang pemimpin Jihad Islam, kelompok militan Palestina yang lebih kecil yang juga menyandera di Gaza, juga diperkirakan tiba di Mesir pada hari Kamis untuk pembicaraan tentang pembebasan sandera dengan imbalan berapa banyak tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Namun, kedua belah pihak masih berbeda pendapat mengenai pertanyaan mengenai jeda pertempuran untuk mengiringi pertukaran tahanan.

Baca Juga: TOP 5 Rumah Makan Paling Laris dengan Rating Tinggi di Pasuruan, Cek Alamatnya di Sini!

Para pejabat Hamas menegaskan bahwa mereka ingin hal itu menandai dimulainya gencatan senjata yang lebih lama, sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan ia hanya melihatnya sebagai jeda singkat dalam kampanye militer yang berkelanjutan untuk menghancurkan Hamas secara militer dan sebagai kekuatan politik di Gaza.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x