Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Berpotensi Landa Sejumlah Wilayah Jabar
“Pejabat Tiongkok sering menyiksa saya, sehingga saya lebih baik mati, atau memohon kematian saya sebagai gantinya,” tutur Mihrigul dalam keterangan pada politisi Amerika Serikat.
Tak hanya Mihrigul, pernyataan serupa juga disampaikan oleh mantan penghuni kamp lainnya, yakni Kayrat Samarkand.
Ia mengungkap bahwa saat di kamp dia mengenakan baju besi lapis baja yang terbuat dari logam untuk menyiksanya.
“Mereka dulu memaksa saya untuk memakainya (baju besi lapis baja). Tentara Tiongkok menamakannya sebagai setelan logam. Tangan dan kaki saya berhenti bekerja setelah memakai setelah seberat 50 kilogram ini,” ujar Kayrat.
Kayrat juga mengatakan ia mengalami sakit yang parah di punggungnya akibat menggunakan setelah besi tersebut.
Baca Juga: Gelar Operasi Yustisi Selama PSBB Total, Terkumpul 238 Juta dari Para Pelanggar Protokol Kesehatan
Terkait pengakuan dari dua orang yang mengaku mantan penghuni kamp di Xinjiang ini, pemimpin Tiongkok membantahnya.
Mereka menyebut bahwa kamp penahanan yang mereka buat adalah sebagai pusat pelatihan kejujuran.
Menurut laporan pemerintah Tiongkok, 415.000 muslim Uighur dipenjara di Xinjiang Selatan sejak tahun 2014 hingga 2019. Banyak dari Muslim Uighur ini yang dipenjara lebih dari satu kali.