Baca Juga: Tsunami Setinggi 20 Meter Ancam Laut Selatan Pulau Jawa, Pakar Sarankan 3 Langkah Mitigasi Bencana
Sementara itu, masih dalam laporan yang sama ditemukan sekitar dua pertiga masjid di daerah tersebut mengalami kerusakan.
Sementara sekitar 50 persen situs budaya yang dilindungi telah dihancurkan, termasuk penghancuran total Ordam Mazar (tempat suci), situs kuno ziarah yang telah ada sejak abad ke-10.
Terhitung sejak 2017, sekira 30 persen dari masjid di Xinjiang telah dihancurkan, 30 persen lainnya mengalami kerusakan dan perubahan, termasuk penghapusan fitur arsitektur seperti menara atau kubah.
Laporan dari organisasi Thinktank juga mengatakan bahwa sebagian besar lahan bekas situs-situs yang telah dihancurkan tersebut dibiarkan kosong.
Baca Juga: LIPI Sebut Jalur Tunjaman Lempeng Tetap Hasilkan Gempa dan Tsunami Raksasa yang Cenderung Berulang
Beberapa lahan dijadikan jalan dan tempat parkir mobil, serta ada juga yang dijadikan lahan pertanian.
Tak hanya dijadikan sebagai lahan parkir atau lahan pertanian, beberapa di antara masjid-masjid yang dihancurkan, dibangun kembali dengan ukuran yang lebih kecil.
Seperti Masjid Agung Kashgar, yang dibangun pertama kali pada tahun 1540 dan telah diberikan perlindungan bersejarah tingkat tertinggi kedua oleh otoritas Tiongkok.
Sementara itu, ASPI mengatakan bahwa pihaknya membandingkan citra satelit baru-baru ini dengan koordinat yang sama persis dari 900 situs keagamaan yang terdaftar secara resmi pada tahun 2017.