Selidiki Kematian Navalny, Kelompok Hak Asasi Manusia Sebut Kritikus Putin Alami Penyiksaan di Penjara

- 26 Februari 2024, 13:58 WIB
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. /Reuters/Evgenia Novozhenina/

PR DEPOK – Kelompok hak asasi menusia menyebut bahwa kritikus Putin yang meninggal, Alexei Navalny, menderita pengikatan, imobilisasi, pemblokiran lengan dan kaki, serta penyiksaan sebelum dia menghembuskan napas terakhir.

Situs Gulagu.net Rusia memohon kepada keluarganya untuk memastikan sampel dari tubuhnya diperiksa secara independen di luar negeri di tengah klaim kekerasan terhadap pemimpin oposisi tersebut.

Masih belum jelas apakah pihak berwenang Rusia akan mengizinkan penyelidikan independen di tengah pertikaian atas jenazahnya. Istri Navalny, Yulia, mengklaim bahwa pemimpin oposisi Rusia itu dibunuh atas perintah Vladimir Putin, dan menuduh diktator itu melakukan satanisme karena gagal menyerahkan jenazahnya kepada keluarganya.

Baca Juga: Drakor Wedding Impossible Episode 1 Kapan Tayang? Berikut Sinopsis, Jadwal Tayang, dan Link Nonton Legal

“Saat ini jenazahnya adalah bukti utama kejahatan Putin terhadap Alexei sendiri dan terhadap demokrasi di Rusia,” kata kelompok hak asasi manusia tersebut, seperti dikutip dari Mirror.

“Tubuh Navalny adalah bukti utama pembunuhannya dan manipulasi selanjutnya terhadapnya untuk menyembunyikan kejahatan mengerikan yang dilakukan demi menyenangkan diktator Putin.

“Jika dia masih hidup, kami yakin dalam kasus serupa dia sendiri akan mengatakan bahwa yang terpenting saat ini adalah pemeriksaan, penelitian oleh para ahli terbaik di dunia dan penyajian bukti yang komprehensif, dan baru setelah itu pemakaman.

Baca Juga: Dapat Bintang 5! Berikut 5 Bakso yang Rasanya Nendang di Kabupaten Cianjur

“Kami menghimbau keluarga Alexei Navalny dengan mempertimbangkan pengalaman kami selama 12 setengah tahun dalam investigasi independen atas penyiksaan dan pembunuhan di Gulag abad ke-21. Kami meminta Anda untuk menunda pemakaman dan melakukan segala kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan komprehensif di luar Federasi Rusia dan siap memberikan bantuan dan bantuan dalam hal ini,” demikian pernyataan kelompok hak asasi itu.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x