“Kami tentu tidak menginginkan hal itu. Kami pasti akan melakukan apa pun untuk menjaga ketenangan,” ujarnya.
Hamas, yang memicu perang di Gaza dengan menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang menurut penghitungan Israel, mengatakan pihaknya tidak akan membebaskan semua tawanannya tanpa kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang.
Israel, yang telah menyerang Jalur Gaza, menewaskan 30.000 orang menurut otoritas kesehatan Palestina, mengatakan pihaknya hanya akan menyetujui penghentian sementara upaya pembebasan sandera, dan tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dibasmi.
Baca Juga: 8 Kedai Bakso Terkenal di Kota Depok, Baksonya Gurih, Empuk, dan Kaldunya Kaya Rasa
Dalam pidatonya, Haniyeh mengatakan Hamas fleksibel dalam negosiasi dengan Israel, namun pada saat yang sama siap untuk terus berperang.
Dukungan Negara-negara Arab
Haniyeh juga menyerukan sekutu Iran termasuk Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, dan Perlawanan Islam di Irak serta negara-negara Arab, untuk meningkatkan dukungan mereka terhadap warga Palestina di Gaza.
“Adalah tugas negara-negara Arab dan Islam untuk mengambil inisiatif untuk mematahkan konspirasi kelaparan di Gaza,” kata Haniyeh.***