Kritikan Tajam untuk Israel, Kamala Harris Sebut Kondisi di Gaza Tidak Manusiawi

- 4 Maret 2024, 07:50 WIB
Wakil Presiden AS, Kamala Harris, menyebut bahwa kondisi di Gaza tidak manusiawi, salah satu kritikan pedas untuk Israel.
Wakil Presiden AS, Kamala Harris, menyebut bahwa kondisi di Gaza tidak manusiawi, salah satu kritikan pedas untuk Israel. /EVELYN HOCKSTEIN/Reuters

AS melakukan drop air bantuan pertamanya di Gaza pada hari Sabtu dan Harris dijadwalkan bertemu dengan anggota kabinet perang Israel Benny Gantz pada hari Senin di Gedung Putih, di mana ia diharapkan menyampaikan pesan yang sama langsung.

Israel memboikot pembicaraan gencatan senjata Gaza di Kairo pada hari Minggu setelah Hamas menolak tuntutannya untuk daftar lengkap yang menyebutkan sandera yang masih hidup, menurut sebuah surat kabar Israel.

Baca Juga: Tiket Kereta Api Tambahan Mudik Lebaran 2024 Ada atau Tidak? Berikut Info dari PT KAI

"Hamas mengklaim ingin gencatan senjata. Nah, ada kesepakatan di meja. Dan seperti yang telah kita katakan, Hamas harus setuju dengan kesepakatan itu," ujar Harris.

"Mari kita dapatkan gencatan senjata. Mari kita satukan kembali sandera dengan keluarga mereka. Dan mari kita berikan bantuan langsung kepada rakyat Gaza." sambungnya.

Perjuangan untuk Kebebasan Belum Berakhir

Setelah mengakhiri pernyataannya tentang Timur Tengah, Harris, wanita Afrika-Amerika dan Asia-Amerika pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden nomor 2 bagi panglima tertinggi, memusatkan perhatiannya pada peristiwa Selma dan upaya terus-menerus untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Soto Terenak dan Terlezat di Ubud, Cocok untuk Sarapan

"Hari ini kita tahu perjuangan kita untuk kebebasan belum berakhir," katanya.

"Karena pada saat ini kita menyaksikan serangan penuh terhadap kebebasan yang susah payah, yang dimulai dengan kebebasan yang membuka semua kebebasan lainnya yaitu kebebasan untuk memilih," ujar Harris.

Pada awal masa jabatannya, Biden menunjuk Harris untuk memimpin upaya administrasinya untuk memajukan hak memilih, tetapi upaya tersebut sebagian besar mandek tanpa cukup suara di Kongres untuk meloloskan undang-undang baru tentang masalah tersebut.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah