Dalam pembicaraan tersebut, Juru Bicara (Jubir) Menlu Rusia, Maria Zakharova mendesak kedua belah pihak untuk mengakhiri konflik yang telah terjadi sejak tiga dekade ini.
Desakkan tersebut, dikatakan Maria, berasalan karena Rusia memiliki hubungan dekat dengan Azerbaijan maupun Armenia.
“Mengingat situasi yang meningkat di sekitar konflik Nagorno-Karabakh, Lavrov melakukan kontak intensif dalam upaya mendorong pihak-pihak untuk menghentikan tembakan dan memulai negosiasi untuk menstabilkan situasi,” katanya, sebagaimana dikutip Pikiranrkyat-Depok.com dari The Washington Post.
Di sisi lain, Josep Borell perwakilan Uni Eropa untuk urusan luar negeri menyerukan penghentian konflik dan de-eskalasi serta kepatuhan ketat kedua belah pihak terhadap gencatan senjata.
Baca Juga: Waspada, BMKG Prediksi Akan Terjadi Gelombang Tinggi di Selat Sunda-Laut Jawa dalam 2 Hari Kedepan
Konflik keduanya pecah pada masa lampau berawal dari runtuhnya Uni Soviet. Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah di Azerbaijan dengan mayoritas populasi orang Armenia memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaan.
Akibatnya hal itu memicu perang yang menewaskan 20.000 orang dan mengusir 1 juta orang dari wilayah itu.
Gencatan senjata dideklarasikan pada 1994 lalu. Namun bentrokan rutin kerap kali terjadi di wilayah perbatasan Armenia Azerbaijan meskipun beberapa kali adanya mediasi dari Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa. Diketahui konflik kali ini kembali pecah sejak Juli lalu. ***